Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal Andika Perkasa meminta maaf atas polemik isu radikal yang menimpa Taruna Angkatan Militer (akmil) Enzo Zenz Allie.
"Terus terang Angkatan Darat meminta maaf atas keriuhan yang terjadi. Tapi kami memang benar-benar tidak bermaksud dengan sengaja misalnya untuk berada dalam pusat kontroversi," kata Andika di Markas Besar TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019).
Andika berjanji, untuk proses seleksi taruna Akmil berikutnya semuanya akan bisa lebih baik. Dia menilai, matra darat yang dikomandoinya sekarang amat sangat terbuka dengan seluruh masukan yang diyakini dapat membangun.
Advertisement
"Kami akan memperbaiki, pasti. Jangan untuk berikutnya, sekarang saja kami sudah membuka diri. Artinya kami tidak ngotot," jelas Andika.
Selain itu, KSAD Andika juga mengatakan pengawasan secara menyeluruh ke luar dan ke dalam tetap dilakukan.
"Tahun depan dan berikutnya kami pasti akan selalu memperbaiki. Ini adalah salah satu tugas kami. Pengawasan ke dalam, ada Mayor Jenderal Nur Ahmad ini jabatannya Asisten Pengamanan. Artinya internal yang juga mengawasi, melindungi, institusi. Ada Polisi Militer juga, Jenderal Rudi. Semuanya terus menerus dilakukan," Andika memungkasi.
Andika juga memastikan, nama baik tarunanya, Enzo Zenz Allie dapat pulih setelah santer diviralkan berpaham radikal.
Hal ini dilakukan dengan meyakini setiap langkah yang diambil lewat seleksi dan penilaian terhadap Enzo Allie oleh TNI tidak ada yang salah.
 "Untuk meyakinkan kami melakulan penilaian tambahan. Memastikan bahwa kita memang tidak salah. Yang bersangkutan ingin masuk jadi perwira TNI. Jadi kita ingin memastikan memang," kata KSAD.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pesan untuk Enzo
Taruna Akademi Militer, Enzo Zenz Allie diyakini 100 persen tidak terpapar paham radikal seperti yang dituduhkan dan menjadi buar bibir di media sosial. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa menegaskan, ada serangakaian tes telah dilakukan hingga tes alternatif terhadap Enzo untuk membuktikan bahwa tudingan miring itu tidak terbukti.
Meski begitu, Jenderal Andika menegaskan kepada seluruh taruna Akmil, termasuk Enzo bahwa jalannya hingga lulus sebagai perwira tidak mudah. Lamanya pendidikan selama empat tahun akan menghasilkan seleksi alam yang dapat menggugurkan para taruna satu per satu.
"Mereka (Taruna Akmil) ini kan calon perwira belum jadi anggota TNI aktif. Penilaian pada masa pendidikan empat tahun ini juga ada penilaian dan tidak semua berhasil," terang Andika saat jumpa pers di Mabes AD, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Jenderal bintang empat ini memaparkan, catatan kelulusan taruna Akmil dalam lima tahun terakhir, rata-rata ada yang dikeluarkan karena sejumlah alasan. Dimulai di tahun 2014, total 3 orang Taruna Akmil yang didrop atau dikeluarkan sebelum mereka dilantik menjadi perwira TNI AD.
Kemudian di tahun 2015, 1 orang juga bernasib demikian, begitu pula di tahun 2016, tercatat 4 orang. Hanya di tahun 2017 kebetulan tidak ada, atau lulus 100 persen. Lanjut di tahun 2018, terdapat 5 orang dan terakhir di tahun 2019 sudah ada 2 orang dikeluarkan.
"(Dikeluarkan) berbagai alasan, ada yang karena kesehatan, ada yang mereka tidak bisa mengikuti standar, ada yang karena jasmaninya dan juga ada yang karena mental ideologinya," jelas Andika.
Advertisement