Sukses

Enzo Allie Tetap Dipertahankan TNI, Guru dan Siswa di SMA Alumi Sujud Syukur

Para guru mengetahui kabar Enzo tetap dipertahankan sebagai calon taruna Akmil TNI, setelah membaca pemberitaan melalui media massa.

Liputan6.com, Serang - Para guru dan siswa di SMA Al Bayan, Desa Bandulu, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, sujud sukur usai mendengar kabar alumninya, Enzo Zenz Allie tetap dipertahankan sebagai calon taruna di Akmil TNI, usai berbagai polemik menerpanya.

"Kami melakukan sujud syukur bada salat di Masjid Nurul Mahmudah. Atas karunia dan ridho dari Allah SWT, Enzo bisa lolos," kata guru Bahasa Indonesia Enzo, Yudi Damanhuri, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Selasa (13/08/2019).

Para guru mengetahui kabar Enzo Allie tetap dipertahankan sebagai calon taruna Akmil TNI, setelah membaca pemberitaan melalui media massa. Kabar baik itupun di umumkan melalui pengeras suara di masjid SMA Al Bayan.

Para siswa dan guru pun berkumpul. Mereka kemudian melaksanakan saalat Isya berjamaah, dilanjutkan dengan sujud syukur.

"Ketika mendengar kabar dari beberapa media bahwa Enzo Allie dipertahankan, kami turut bersyukur dan alhamdulilah, Enzo bisa ke tahap selanjutnya," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sesuai Standar

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa TNI mempertahankan Enzo Zenz Allie sebagai taruna Akademi Militer (Akmil). Alasannya adalah karena indeks moderasi bernegara Enzo sudah memenuhi standar.

Setelah muncul kabar viral yang mengaitkan Enzo dengan HTI, TNI AD melakukan salah satu alternatif penilaian lagi bagi para taruna Akmil. TNI AD mengklaim pengukuran itu dapat dipertanggungjawabkan karena sudah digunakan selama 8 tahun.

"Kesimpulannya Enzo Zenz Allie dilihat dari indeks moderasi bernegara itu ternyata kalau dikonversi menjadi presentase itu memiliki nilai 84 persen atau nilainya di situ 5,9 dari maksimum 7," kata Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal Andika Perkasa, dalam jumpa pers di Mabesad, Jakarta Pusat, Selasa (13/08/2019).

Sebelumnya, Enzo ramai dikaitkan dengan organisasi terlarang HTI karena foto pria diduga dirinya membawa bendera tauhid. TNI tidak membantah ataupun membenarkan soal foto itu.

Andika menjelaskan indeks moderasi bernegara Enzo dan taruna Akmil lainnya telah di ukur secara seksama dan melalui proses yang terukur. Beberapa penilaian yang dilakukan TNI yakni pandangan para calon taruna mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia, keberagaman, hingga toleransi beragama.

Penilaian akan terus dilakukan pihak TNI terhadap para Taruna, termasuk Enzo, selama menempuh pendidikan. Jika tidak memenuhi kualifikasi dan penilaian sesuai standar, maka bisa diberhentikan ditengah jalan melalui serangkaian evaluasi.