Sukses

Menpar: Kalsel Harus Tentukan Destinasi Unggulan yang Tepat

Destinasi wisata unggulan pilihan Kalsel akan mendapat dukungan penuh dari Kemenpar.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata Arief Yahya melakukan kunjungan ke Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Selasa 13 Agustus 2019. Dalam kunjungannya, Arief minta agar Kalsel segera menetapkan ikon destinasi wisata unggulan, dalam upaya promosi agar lebih dikenal wisatawan.

Dalam kunjungan kerja Arief juga menilai bahwa Kalsel mempunyai banyak potensi wisata yang bisa mencapai taraf kelas dunia.

"Kalsel jika ingin menjadi destinasi wisata dunia harus menentukan destinasi unggulan yang tepat," ujar Menpar saat menghadiri Rapat Koordinasi Wilayah Kalimantan Selatan bertema Arah dan Kebijakan Pengembangan Pariwisata dalam Menyambut Visit Kalsel 2020 yang berlangsung di Hotel Best Western Banjarmasin.

Menurut Arief, ada beberapa Top Destinasi Kalsel yang bisa dipromosikan menjadi wisata kelas dunia yaitu Geopark Meratus, kawasan Loksado, Pasar Terapung Lok Baintan, dan Susur Sungai Banjarmasin. Di antara destinasi-destinasi tersebut, Menpar menjagokan Pegunungan Meratus sebagai destinasi unggulan.

"Kalau yang dipilih adalah Pegunungan Meratus kami akan berjuang bersama mendapat UNESCO Global Geopark (UGG)," tegas Menpar.

Geopark Meratus sudah ditetapkan menjadi Geopark Nasional pada 30 November 2018 dan sedang diusahakan mendapat pengakuan dunia melalui pendaftaran UGG.

Namun, Arief menyatakan apapun keputusannya, destinasi wisata unggulan pilihan Kalsel akan mendapat dukungan penuh dari Kemenpar.

Dalam pengembangan pariwisata Kalsel, Menpar meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperhatikan tiga hal.

"Mengembangkan destinasi rumusnya 3A yaitu Atraksi, Akses, dan Amenitas," ujar Menpar.

Pada kesempatan itu hadir 200 peserta dari Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kalsel dan para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kalsel dalam acara yang bertempat di Destinasi Pariwisata Kawasan Kiram Park Gunung Mawar Geopark Meratus Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk sisi atraksi, Pemerintah Kalsel mulai gencar menyelenggarakan berbagai festival.

Sementara Deputi Bidang pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman melaporkan pada 2018 terlaksana 34 Festival di Kalimantan Selatan dengan dua Festival unggulan yang masuk dalam Calendar of Event (CoE) Kemenpar, yaitu Festival Budaya Wisata Pasar Terapung dan Festival Wisata Loksado.

Sementara untuk sisi aksesibilitas, Arief berharap Kalsel segera membangun bandara internasional dan lebih banyak lagi penerbangan langsung (direct flight). Hal serupa juga diungkapkan oleh Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Rudy Resnawan.

Rudy menyatakan bahwa pembenahan sarana dan prasarana terus berjalan khususnya dalam menyambut program Visit Kalsel 2020.

"Pembenahan pariwisata Kalsel terutama dari aspek destinasi, akses, dan amenitas sampai menjadi produk pariwisata layak jual memerlukan dana yang besar, sehingga perlu ada sinergitas antar Lintas Sektor," ujar Rudy Resnawan.

Sementara itu, menurut Arief, konsep paling cocok atau solusi terbaik untuk Kalsel adalah Pengembangan Nomadic Tourism, bisa berbentuk karavan dan area glamping.

"Untuk para pengusaha pertimbangkan Nomadic Tourism karena Kalsel punya banyak destinasi wisata alam," saran Arief pada para pelaku industri pariwisata di Kalsel.

Pada 2017, jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Kalsel tercatat sebanyak tiga juta orang dan wisatawan mancanegara 14 ribu orang dengan target pertumbuhan pada 2018 sebesar 10 persen untuk wisman dan 20 persen untuk wisnus.

 

(*)