Sukses

Tanaman Bajakah Penyembuh Kanker, dari Ramuan Keluarga untuk Indonesia

Yazid mengatakan, penemuan tanaman Bajakah ini baru sebatas karya ilmiah yang diambil berdasarkan pengalaman empiris.

Liputan6.com, Jakarta - Tangan Daldin selalu memegang ponsel. Selama setengah jam duduk di salah satu ruangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kira-kira tiga kali ponselnya itu berdering.

Daldin pun tak sungkan mengangkat. Entah apa yang diobrolkan selama tak lebih dari dua menit itu. Tak lama berselang, Daldin pun menutup telepon.

Daldin, tinggal di Kuala Kurun, Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Anak kedua Daldin, Yazid Rafi Akbar yang memboyongnya ke Jakarta. Mereka diundang khusus Muhajir Effendy selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Anak Daldin, satu dari tiga pelajar SMA Negeri 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang berhasil menemukan khasiat tanaman bajakah, untuk menyembuhkan kanker. Ketiganya pun meraih Gold Medals di Korea Selatan dalam ajang World Invention Creativity.

Sebetulnya bagi keluarga besar Daldin, tanaman bajakah bukan lagi hal yang asing. Khasiatnya dirasakan sejak 40 tahun lalu. Kala itu, bagian dari keluarga besarnya ada yang menderita kanker payudara. Kondisinya pun sangat memperihatinkan.

"40 tahun lalu, salah satu keluarga besar kami ada yang divonis kanker. Dari situlah awal mula ditemukan ramuan ini," kata Daldin membuka pembicaraan kepada Liputan6.com, Sabtu (17/8/2019)

Putranya, Yazid mencoba meneliti lebih dalam kandungan dari tanaman bajakah ini. Yazid penasaran sejak masih menempuh pendikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun itu tidak diizinkan.

Daldin baru memberi izin saat Yazid beranjak dewasa. Sebab ia tahu, tanaman bajakah ini pasti akan dicari orang.

"Kenapa selama ini kita enggak ini. Saya sudah mikir pasti akan seperti itu. Hari ini saja sudah beberapa banyak yang menghubungi saya. Ya sudahlah ini konsekuensinya," kata dia.

Kala berbicang-bincang, Daldin sangat irit bicara. Menurut dia, semua informasi mengenai bajakah sudah disampaikan putranya Yazid Rafi Akbar.

"Tadi semua sudah diceritakan putra saya. Saya cuma mendukung saja," ucap pria yang bekerja di Pemprov Kalteng.

Yazid Rafi Akbar pun begitu. Siswa kelas 2 itu, masih menutup rapat-rapat informasi mengenai penemuannya itu.

"Mohon maaf tidak bisa jelaskan detail karena ada penelitian lebih lanjut,"ujar dia.

Yazid mengatakan, penemuan manfaat tanaman bajakah ini baru sebatas karya ilmiah yang diambil berdasarkan pengalaman empiris.

"Jadi nenek saya kena kanker payudara, dicoba menggunakan obat bajakah akhirnya sembuh dan sehat sampai sekarang," ucap dia.

Awalnya, kata Yazid ini menjadi rahasia keluarga. Namun, dirinya meminta izin kepada orangtuanya untuk mengangkat ini menjadi kearifan lokal.

 

2 dari 2 halaman

Menang Perlombaan

Yazid bersama teman-temannya mengikuti berbagai perlombaan. Pertama yang diikuti yang digelar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Karyanya tersebut mampu menghipnotis para juri. Mereka berhasil mendapatkan emas.

"Dapat berberapa medali dari berbagai katergori. Terbaik dalam kategori persentasi, pakaian, dan inovasi," ujar dia.

Yazid lalu mengikuti perlombaan bertajuk World Invention Creativity yang digelar di Korea Selatan. Lagi-lagi ia menyambet Gold Medals. Namanya kini melambung. Berkat itu pula kayu Bajakah menjadi diburu banyak warga.

Tapi, Yazid berpesan, agar tak sembarangan mengambil kayu bajakah. Di Indonesai sendiri ada lebih 100 jenis kayu bajakah.

"Kita tahu kayu bajakah banyak jenis. Berhati-hati pengunaan. Gak semua jenis kayu bajakah bisa buat kanker," ujar dia.