Liputan6.com, Jakarta - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin akan berlangsung pada Minggu, 20 Oktober mendatang. Sejumlah pihak turut menjaga situasi agar pelantikan berlangsung aman dan lancar.
Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta optimistis pelantikan Jokowi-Ma'ruf berlangsung aman. Menurut dia, kemampuan kelompok antidemokrasi, radikalisme dan terorisme mengganggu pelantikan sangat kecil.
Baca Juga
"Melihat sekarang penetrasi yang dilakukan Densus 88 (Antiteror Polri) dan penangkapan hingga 22 orang sulit mereka manfaatkan momentum di Jakarta," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Advertisement
Selain itu, konsolidasi atau rekonsiliasi politik antara Jokowi dan Prabowo Subianto bahwa tak ada lagi masalah politik menjadi kunci. Dari dua indikator itu, Stanislaus yakin pelantikan kepala negara itu akan berlangsung aman dan khidmat.
"Ini kan pesta demokrasi, puncak pesta demokrasi. Dengan pelantikan presiden terpilih harusnya semua orang gembira, bukan malah nyinyir dan kecewa. Tapi persiapan aparat keamanan 27 ribu lebih pasukan disebar di Jakarta, relatif pelantikan besok itu aman dan terkendali," katanya.
Sebanyak 27.000 personel gabungan TNI, Polri, dan pemerintah disiagakan untuk mengamankan pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 di Gedung MPR RI, Jakarta.
Pengamanan tersebut masih merupakan bagian dari Operasi Mantap Brata. Operasi Mantap Brata merupakan operasi pengamanan rangkaian Pemilu 2019, yang akan berakhir pada 21 Oktober 2019.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS