Sukses

Apkasi Serius Kawal Pendidikan Berkarakter Pancasila

"Itu karena ada data-data yang mengkhawatirkan di generasi muda kita terkait pandangan mereka terhadap nasionalisme."

Liputan6.com, Jakarta Peran pendidikan penting untuk perkembangan suatu bangsa. Berkaitan dengan pendidikan, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) sepakat untuk mengawal penerapan pendidikan berkarakter Pancasila.

Hal itu dinyatakan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Rabu 21 Agustus 2019 sampai Jumat 23 Agustus 2019 di Bali. 

"Para bupati sepakat, bahwa di luar berbagai dinamika pembangunan terkait persoalan ekonomi yang tidak kalah penting adalah menciptakan SDM berkarakter Pancasila,  toleran, dan menjaga kebhinekaan," ujar Ketua Umum Apkasi Abdullah Azwar Anas, Kamis (22/8), usai sesi rapat Apkasi yang dihadiri ratusan bupati, sekretaris daerah, dan kepala dinas terkait.

Anas mengatakan bupati dan pemerintah kabupaten (pemkab) se-Indonesia berwenang mengelola lebih dari 35 juta siswa SD dan SMP, belum termasuk MTs dan MI yang perlu kolaborasi dengan Kementerian Agama. Mereka adalah calon generasi penerus bangsa yang perlu dipastikan dididik dengan paradigma Pancasila dan menghargai kebhinekaan di tengah ancaman radikalisme saat ini.

"Sehingga kelak kita punya SDM unggul yang tidak hanya jago teknologi, jago sains, jago sastra, jago matematika, tapi juga toleran, menghargai perbedaan, merayakan keragaman Indonesia," papar bupati Banyuwangi tersebut.

Anas menambahkan, sesuai dengan visi besar pemerintah pusat yang bakal fokus ke pembangunan SDM, pemerintah kabupaten menyiapkan respons kebijakan penguat dan pendamping dari kebijakan pemerintah pusat. Tentu saja dalam batas kewenangan yang dimiliki pemerintah kabupaten.

Para bupati, lanjut Anas bukan sekadar mengawal perbaikan sekolah. Bupati seluruh Indonesia, ditegaskan Anas serius dalam mengawal pendidikan berkarakter Pancasila. "Itu karena ada data-data yang mengkhawatirkan di generasi muda kita terkait pandangan mereka terhadap nasionalisme."

"Maka para bupati ini segera rutin bertemu dengan kepala sekolah SD, SMP, para pelajar, mengajak guru-guru sejarah untuk membangun perspektif kesejarahan nasionalisme bahwa bangsa ini dibangun dalam spirit merayakan seluruh perbedaan agama, budaya, suku, dan sebagainya," jelas Anas.

 

(*)