Sukses

BMKG Terus Pantau Gempa di Bogor yang Goyang Jakarta

Gempa ini terjadi sekitar pukul 11.10.59 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa hari ini yang terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat terasa hingga Jakarta. Lindu tersebut berkekuatan magnitudo 4.

Gempa ini terjadi pukul 11.10.59 WIB. Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) menegaskan, pihaknya akan terus memantau gempa tersebut.

"Kita pantau terus (gempa di Kabupaten Bogor)," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Daryono, kepada Liputan6.com, Jumat (23/8/2019).

Sebelumnya, berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di darat sekitar 101 kilometer barat daya Kabupaten Bogor.

Titik koordinat gempa berada di 6,7 Lintang Selatan (LS) dan 106,51 Bujur Timur (BT). Kedalaman 5 kilometer.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Gempa Akibat Aktivitas Sesar Citarik

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jika ditinjau dari lokasi epicenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang menggoyang Kota Bogor berjenis lindu dangkal akibat aktivitas sesar Citarik.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Liputan6.com hari ini, pusat gempa terletak pada koordinat 6,7 LS dan 106,51 BT.

"Tepatnya berada di darat pada jarak 101 kilometer barat daya Kabupaten Bogor-Jabar dengan kedalaman 5 kilometer," ungkap Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hendro Nugroho. 

Gempa dangkal yang melanda Bogor juga dirasakan di sejumlah wilayah. Antara lain Ciptagelar dengan skala III Modified Mercalli Intensity (MMI), II-III MMI di Sukabumi, II MMI di Panggarangan Jatake, II MMI di Cikotok, II MMI di Bogor.  

3 dari 4 halaman

Gempa Sudah 76 Kali Sejak 10 Agustus 2019

Namun rupanya, ini merupakan rentetan gempa yang sudah berulang kali terjadi di wilayah Kabupaten Bogor sejak Sabtu, 10 Agustus 2019 lalu.

"Aktivitas gempa kecil yang terus terjadi di wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, sejak Sabtu 10 Agustus 2019 lalu hingga hari ini masih terus berlangsung," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada Liputan6.com, Jumat (23/8/2019).

Bahkan menurutnya, gempa sudah terjadi hingga 76 kali sampai pada Rabu, 21 Agustus 2019.

"Hingga Rabu malam, BMKG sudah mencatat sebanyak 76 kali aktivitas gempa kecil dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman," ucap Daryono.

4 dari 4 halaman

Gempa Tak Berbahaya

Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika menyebut gempa yang terjadi tidak berbahaya.

"Tidak berbahaya, karena gempanya kecil-kecil," ujar Gede kepada Liputan6.com, Jumat (23/8/2019).

Dia menjelaskan, gempa-gempa kecil tersebut dianggap sebagai gempa rintisan (fore shock). Namun, setelahnya bisa saja terjadi gempa besar.

"Kalau gempa-gempa kecil ini dianggap sebagai gempa rintisan (fore shock), maka nanti datang gempa utama (main shock) yang magnitudonya paling besar, nah ini yang berbahaya," ucap Gede.

Meski begitu, dirinya meyakini di wilayah Kabupaten Bogor itu sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempa utama yang besar.

"Tapi menurut saya di tempat ini kecil kemungkinan terjadi gempa utama yang merusak karena dalam sejarahnya selama 500 tahun terakhir belum pernah terjadi gempa bumi merusak," kata dia.