Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 4,0 terjadi, Jumat (23/8/2019) pada pukul 11.10.59 WIB.
Hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa Jumat siang ini berlangsung di darat dengan kedalaman 5 kilometer, dengan pusat gempa tepatnya berada di 101 kilometer Barat Daya Kabupaten-Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga
Dampak goncangan gempa dirasakan di wilayah Ciptagelar dengan skala intensitas III MMI, Sukabumi Utara dengan skala dengan skala intensitas II-III, Panggarangan Jatake Cikotok dan wilayah Bogor Selatan dengan skala intensitas II-III MMI.
Advertisement
"Sampai saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan, tapi getarannya dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung menjadi bergoyang, seperti ada truk yang lewat dekat kita," kata Tony Agus Wijaya, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung saat dihubungi Liputan6.com.
Menurutnya, gempa yang terjadi adalah gempa tektonik akibat aktivitas pergerakan lapisan batuan kulit bumi, yaitu di sesar lokal kluster Bogor.
Tony menyebutkan, gempa itu adalah guncangan susulan yang terus berulang sejak 10 Agustus 2019. Hingga Jumat siang, BMKG mencatat sudah terjadi 82 kali gempa wilayah tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gempa Tipe 3
Hasil analisa BMKG sementara disimpulkan bahwa rentetan gempa yang terjadi pada cluster Bogor ini merupakan gempa bumi tipe 3 yaitu aktivitas gempa swarm.
Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa yang terjadi di kawasan sangat lokal dengan magnitudo relatif kecil, memiliki karakteristik frekuensi kejadian sangat tinggi, dan berlangsung dalam periode waktu tertentu.
"Aktivitas gempa di wilayah itu layak disebut swarm karena gempa yang terjadi sangat banyak tetapi tidak ada gempa yang magnitudonya menonjol sebagai gempa utama (mainshocks)," papar dia.
Secara umum, masih berpotensi terjadi gempa dengan kekuatan nagnitudo kecil di sekitar sesar lokal Kluster Bogor dengan Magnitudo 2,0 hingga 4,0, yang sebagian bisa dirasakan manusia, tetapi tidak berdampak merusak.
Karena itu, Tony mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG, karena BMKG akan terus memantau perkembangan gempa bumi tersebut.
Advertisement