Sukses

Soal Polemik Pin Emas, Tina Toon: Sekalian Jangan Ambil Gaji

Menurut dia, pin emas ini adalah hak dari para wakil rakyat yang sudah dianggarkan.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan, Agustina Hermanto atau lebih akrab disapa Tina Toon ikut angkat bicara soal polemik pin emas untuk anggota DPRD. Menurutnya, pin emas adalah simbol beban tanggung jawab wakil rakyat yang besar.

Selain itu, pin emas ini adalah hak dari para wakil rakyat yang sudah dianggarkan. Dengan sudah mendapatkan haknya, maka kewajiban harus dijalani.

“Tapi, kalau buat aku, di sini esensinya kita bekerja bersama dan untuk rakyat. Kalau ada yang mau mengembalikan hak dari pin emas, sekalian aja jangan ngambil pin, jangan ngambil gaji. Kerja bakti silakan,” ungkap Tina di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (23/8/2019).

“Tapi kalau kita mendapatkan hak kita, kita berkewajiban melaksanakan tugas kita lebih baik lagi,” imbuhnya.

Tina mengaku, selama hal itu tertera dalam peraturan, maka dia akan mengikutinya. Termasuk dengan pengadaan pin emas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Harus Dikaji

Meski begitu, secara pribadi dia menganggap pengadaan itu memang harus dikaji ulang.

“Apakah ini benar dibutuhkan. Karena ini kan masalah simbolis ya, ini kan ibaratnya kita dilantik menjadi wakil rakyat, secara simbolis, dikaji tuh apakah itu penting harus dari emas atau diganti dengan yang lain,” tuturnya.

Seperti diketahui, 106 anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2019-2024 akan mendapatkan dua pin emas 24 karat seberat 5 gram dan 7 gram.