Sukses

Pemprov NTB Jajaki Kerja Sama dengan 18 Perguruan Tinggi Malaysia

Zul berharap, dengan mengirimkan mereka belajar ke Malaysia, ada relasi yang lebih dalam antara dua bangsa ini bisa kita ketahui.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 18 perguruan tinggi di Malaysia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait kerjasama di bidang pendidikan. Nantinya, ada 148 putra-putri NTB yang akan menempuh pendidikan di belasan kampus tersebut.

Penandatanganan ini dihadiri langsung oleh Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah dan Menteri Pendidikan Malaysia, YB. Dr. Maszlee Bin Malik, serta sejumlah rektor perguruan tinggi perwakilan NTB dan Malaysia yang terlibat kesepakatan.

Zulkieflimansyah dalam pidato sambutannya mengataka, kerjasama tersebut merupakan bagian dari Realisasi Program Beasiswa 1000 Mahasiswa Pascasarjana terus digenjot provinsi NTB. Menurutnya, nilai dan semangat di balik kerja sama bidang pendidikan itu lebih dari sekadar demi gelar akademi semata.

"Ini adalah langkah awal tidak hanya untuk mengirimkan mahasiswa mengejar gelar akademisi semata, tapi juga bisa lebih jauh lagi untuk melakukan kerjasama riset antara perguruan tinggi di NTB dan di Malaysia," ucap Zul di Putrajaya, Malaysia, Jumat (23/8/2019).

Zul berharap, dengan mengirimkan mereka belajar ke Malaysia, ada relasi yang lebih dalam antara dua bangsa ini bisa kita ketahui. “Lima atau sepuluh tahun mendatang, siapapun yang menjadi pemimpin Indonesia, mereka memiliki koneksi positif yang kuat dengan Malaysia,” ungkap Zulkiflimansyah.

Doktor Zul, sapaan akrab Gubernur NTB, juga menyatakan rasa terima kasihnya atas sambutan dan kesepakatan yang dijalin. Menurutnya, MoU beasiswa pendidikan itu menjadi langkah awal untuk membuka jalan kerja sama di banyak bidang lainnya.

"Kami berharap anda semua juga bisa berkunjung ke Lombok, mengunjungi destinasi di daerah-daerah kami. Mungkin sebagian dari Anda sudah tahu bahwa Lombok sebagai The World Best Halal Tourism Destination, oleh karenanya saya pikir cocok dan akomodatif untuk para wisatawan muslim dari Malaysia,” tutur Zul.

Kesepakatan itu mendapat sambutan positif dari Menteri Pendidikan Malaysia, YB. Dr. Maszlee Bin Malik. Ia mengutarakan, kerjasama ini memiliki makna penting sebagai upaya membangun kehidupan bersama.

"Indonesia ini abang besar bagi Malaysia. Karena besarnya demografi dan populasinya. Walau bagaimanapun kita merupakan satu keluarga. Satu rumpun. Kita senantiasa berusaha sama, membangun bersama,” ucap dia. 

2 dari 2 halaman

Jajaki Kerja Sama Lain

Maszlee menilai, Provinsi NTB beruntung memiliki Gubernur seperti Dr. Zulkieflimansyah, yang berinisiatif membuat program beasiswa pendidikan pascasarjana ke luar negeri, khususnya dengan Malaysia.

"NTB bertuah (beruntung) mendapatkan Gubernur seperti Bapak Zulkieflimansyah. Memang apa yang dilakukan saat ini memang tidak akan nampak hasilnya sekarang. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang. Bisa jadi 10, 20 atau bahkan 50 tahun dari sekarang baru terlihat hasilnya,” kata Maszlee.

Menurut menteri yang masih memiliki garis keturunan kakek dari Suku Bugis  itu, kerja sama juga bisa diperluas ke pertukaran pelajar dan dosen antara dua negara.

"Rencananya ke depan kita supaya diadakan lebih banyak lagi kolaborasi di antara universitas-universitas di Indonesia dan Malaysia. Pertukaran pelajar, dosen, juga profesor-profesor diantara kampus,” tegas dia.

Menurut Maszlee, pada 2025 mendatang Malaysia bertekad menjadi tempat belajar bagi 250 ribu pelajar antarbangsa. Dari proyeksi itu, pelajar dari Indonesia merupakan yang ketiga tertinggi di Malaysia, dengan jumlah mencapai lebih dari 10 ribu pelajar.

"Kita berharap lebih ramai lagi yang datang ke Malaysia. Begitu juga sebaliknya, kita berhasrat untuk mengantar pelajar-pelajar Malaysia melakukan mobility di Indonesia. Baik untuk belajar maupun berwisata,” ujar dia.

Sebagaimana diketahui, hingga saat ini Program Beasiswa Pascasarjana (S2-S3) NTB ke Luar Negeri telah mengirimkan 64 mahasiswa ke kampus-kampus di luar negeri. 48 mahasiswa mengejar gelar S2 di tiga kampus di Polandia, dan 18 lainnya ke Chodang University di Korea Selatan.