Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan, pihaknya tidak menutup akses internet di Papua dan Papua Barat, tapi hanya membatasinya. Kebijakan itu dilakukan pasca-kerusuhan di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat.
Rudiantara mengungkapkan alasan membatasi akses internet lantaran banyaknya hoaks di media sosial yang memprovokasi masyarakat Papua dan Papua Barat.
"Kalau dilihat memang di dunia nyata lebih kondusif. Di jalan tidak ada yang demo. Tapi di dunia maya malah banyak hoaks, provokasi dan mengadu domba," ujarnya usai membuka acara Gamers Land Party (GLP) 2019 di JX International Surabaya, Sabtu 24 Agustus 2019.
Advertisement
Ia mengungkapkan, setelah kerusuhan Papua banyak berita bohong di media sosial yang menyatakan adanya korban masyarakat, padahal peristiwa yang sebenarnya bukan terjadi di Papua dan bukan kejadian baru.
Di negara lain jika ada peristiwa kerusuhan, kata Rudiantara, akan dilakukan penutupan internet, namun di Indonesia hanya dilakukan pembatasan.
"10 Negara di dunia jika menangani hal demikian (kerusuhan) adalah dengan penutupan internet. Sedang di sini hanya pembatasan data. SMS masih jalan," ucapnya.
Dilansir Antara, Rudiantara mengatakan, pembatasan internet sesuai dengan dasar hukum yang ada dan mengacu pada UUD yakni Hak Asasi Manusia (HAM) karena untuk melindungi hak orang lain.
Sementara itu, di UU ITE Pasal 40 dituliskan, pemerintah diwajibkan melindungi masyarakat sehingga pihaknya memiliki kewenangan untuk membatasi internet. Dia berharap, situasi di Papua segera pulih.
"Jika saya tidak melakukan itu berarti tidak melindungi masyarakat. Pembatasan internet data ini untuk kepentingan bersama. Mudah-mudahan situasi segera kondusif tidak hanya di dunia nyata tapi di dunia maya," ucapnya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sampai Kapan?
Mengenai sampai kapan pembatasan internet tersebut, ia menyatakan belum bisa memutuskan karena harus berkoordinasi lebih dahulu dengan pihak lain seperti aparat kepolisian.
"Saya tidak bisa memutuskan. Yang bisa memutuskan teman-teman di lapangan. Saya tidak melakukan ini sendiri tapi kerja sama dengan pihak hukum. Saya ajak ayo jaga dunia maya jangan sampai dikotori hoaks atau adu domba," kata Rudiantara menandaskan.
Advertisement