Liputan6.com, Jakarta Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri angkat bicara terkait pemindahan ibu kota yang sudah diputuskan Presiden Jokowi ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Ketua Umum DPP PDIP ini mengatakan, sekarang harus melihat jangka panjangnya. Apa yang dibutuhkan di ibu kota yang baru itu dan jangan sampai seperti di Jakarta.
Baca Juga
"Kalau menurut saya, memang sudah jangan dicampuri lagi seperti Jakarta," kata Megawati di Gapyeong, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan, Selasa (27/8/2019).
Advertisement
Dia melihat dan mengenal bagaimana Jakarta itu tumbuh dan berkembang. Dimana, tak memiliki tata ruang yang baik sejak bertumbuh. Karena itu, Megawati meminta, untuk ibu kota baru, harus lebih diperhatikan masalah tersebut.
"Itu tata ruangnya memang ditentukan dengan baik. Artinya ditentukan dengan baik, artinya untuk jangka panjang. Jadi harus komit ya. Jadi kalau untuk ruang terbuka ya untuk terbuka, enggak boleh berubah. Kalau untuk pertanian ya pertanian," kata Megawati.
Dia melihat bagaimana Australia dengan Canberra-nya, kemudian Amerika Serikat dengan Washington DC. Menjadi kota sepi, karena memang untuk kawasan pemerintahan.
"Ini kan harus dijadikan sebuah pemikiran yang matang. Dan kita tahu kan Kaltim kaya dengan tambang, mineral. Lalu konsekuensi logisnya bagaimana. Ini juga akan, ini harus dibuat peraturan-peraturan yang mengikat. Sehingga tidak terganggu di masa yang akan datang. Ya ibu kota is ibu kota," ungkap Megawati.
Megawati menyatakan, jika kembali ada pusat perekonomian di ibu kota, tak akan jauh berbeda dengan Jakarta nantinya. Sehingga, bukan lagi tepat atau tidak pindah kesana.
"Follow up-nya seperti apa. Semuanya harus dilihat. Misalnya pengadaan air itu yang paling utama. Jadi menurut saya dulu Kalimantan itu tadah hujan. Itu air darimana? Dan lain sebagainya. Itu semuanya kembali harus ada blue print," pungkasnya.