Liputan6.com, Jakarta Ratusan anggota Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam (Himi Persis) yang datang dari berbagai daerah, pada 31 Agustus hingga 2 September 2019, bertempat di Bandung, Jawa Barat, menggelar Muktamar IX. Beragam rangkaian acara digelar dalam Muktamar itu, di antaranya Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Puncak acara pada 2 September 2019, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) hadir dalam acara yang diliput oleh beragam media massa itu. Kehadiran alumni Pondok Pesantren Gontor di tengah ratusan peserta Muktamar untuk memberikan sosialisasi dengan tema 'Mengokohkan Pilar Kebangsaan Menuju Indonesia Emas 2045'.
Baca Juga
Kepada mereka, HNW mengingatkan agar generasi muda jangan melupakan sejarah perjalanan bangsa. Diakui saat ini masyarakat banyak yang melupakan sejarah bangsa. "Padahal pesan Presiden Soekarno, Jas Merah, jangan sekali kali melupakan sejarah," ujarnya.
Advertisement
Dari ketidaktahuan masyarakat tentang sejarah bangsa inilah yang menurut HNW ada upaya memposisikan ummat Islam tidak mempunyai peran. "Sehingga seolah-olah tak ada hubungan antara Indonesia dengan ummat Islam," tuturnya. "Banyak generasi muda yang tak tahu relasi antara Islam dan Indonesia," tambahnya.
Dipaparkan, peran ummat Islam dalam sejarah perjalanan bangsa demikian besar. "Tokoh-tokoh ummat Islam sebagai pendiri bangsa, mereka adalah orang yang terdidik, cerdas, dan terpelajar," ungkapnya.
"Karena kehebatannya bisa menyelamatkan bangsa," tambahnya. Ia mencontohkan Agus Salim merupakan orang yang menguasai banyak bahasa dan pernah menjadi diplomat.
Lebih lanjut dipaparkan, banyak perjuangan tokoh Islam untuk NKRI. Ia menyebut tokoh Persis, Muhammad Natsir, mempunyai andil besar dalam menyelamatkan keutuhan bangsa. Disebut, Belanda tak ingin bangsa ini kokoh bersatu. Untuk itu Belanda membentuk RIS (Republik Indonesia Serikat). Hal demikian dirasa oleh Natsir sebagai sebuah penyimpangan cita-cita Indonesia merdeka. Untuk itu dirinya mengeluarkan Mosi Integral. Mosi yang menginginkan Indonesia kembali menjadi NKRI.
"Mosi ini didukung oleh Soekarno, Hatta, dan politisi lainnya", ujarnya. "Akhirnya bangsa ini kembali ke NKRI karena Natsir," tegasnya.
Kiprah dan perjuangan para tokoh ummat Islam dalam memperjuangkan dan membentuk Indonesia itu diharap oleh Hidayat Nur Wahid untuk dijadikan inspirasi bagi generasi muda, generasi Himi Persis.
Keterlibatan tokoh-tokoh ummat Islam dalam sejarah bangsa juga diharapkan kepada ummat Islam sebagai modal untuk terus mendukung dan berkontribusi pada bangsa dan negara.
Ditegaskan, dirinya mengajak Himi Persis untuk ikut berkontribusi pada bangsa dan negara sesuai dengan kekhasan masing-masing. "Seperti yang dilakukan oleh Natsir sebagai orang Persis," tegasnya.
Pengurus Persis, Dr. Nurmawan, dalam kesempatan itu menyebut Muktamar IX Himi Persis sebagai momen yang strategis di tengah persoalan yang ada. "Intinya seluruh komponen bangsa perlu bersinergi dalam rangka menyelesaikan masalah yang ada," paparnya.
Dirinya sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Hidayat Nur Wahid, bahwa Persis harus bisa melahirkan tokoh sekaliber Natsir. "Saya melihat Himi Persis mampu menopang bangsa ini untuk ke depan," ucapnya.
(*)