Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pencari suaka masih bertahan di lahan eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, Senin 2 September 2019. Alasannya karena uang yang diberikan oleh pihak UNHCR dinilai tidak cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Salah satu pencari suaka yang menerima uang tersebut adalah Ahmed, pengungsi asal Afganistan. Ia mengaku mendapatkan uang senilai Rp 1 juta.
"Saya rasa uang itu sangat sedikit. Saya juga tidak tahu apakah uang ini diberikan secara terus-menerus atau hanya satu kali itu saja," ucapnya di lokasi pengungsian, Jakarta Barat.
Advertisement
Senin siang, Ahmed bersama sejumlah pencari suaka menggelar unjuk rasa di halaman penampungan eks Gedung Kodim, Kalideres, Jakarta Barat.
Dia bersama pencari suaka hingga kini masih bertahan di tempat penampungan tersebut, meski Pemrov DKI Jakarta telah meminta lokasi itu dikosongkan.
Dalam aksinya, mereka mengungkapkan kekesalan kepada relawan UNHCR. Kebetulan saat itu beberapa relawan sedang betugas.
"We want justice, We want justice," teriak para pencari suaka.
Pihak kepolisian berusaha menenangkan para peserta unjuk rasa.
"Tidak usah semuanya bicara, tunjuk salah satu perwakilan untuk menyampaikan kritiknya, jangan semuanya bicara," kata seorang polisi.
Arahan itu pun dipatuhi para pencari suaka. Beberapa perwakilan menemui UNHCR. Sisanya duduk di halaman.
Sementara, petugas keamanan meminta pencari suaka tetap berada di dalam pengungsian.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Hentikan Bantuan
Sebelumnya, Kepala Kesbangpol DKI Jakarta Taufan Bakri mengatakan Pemprov akan menghentikan bantuan dan fasilitas makanan, kesehatan.
"Setelah tanggal 21 Agustus itu bukan makanan saja yang dihentikan, mungkin fasilitas kesehatan. Ya itu kesehatan, air bersih," kata dia.
Selanjutnya, kata Taufan, mulai 21 hingga 31 Agustus 2019 para pencari suaka akan disosialisasikan untuk meninggalkan penampungan.
"Pelan-pelan kami sosialisasi kepada mereka bahwa setelah bantuan dihentikan, silakan Anda keluar," tandas dia.
Advertisement