Liputan6.com, Jakarta Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, bersama Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, menghadiri Forum Bisnis Ketenagakerjaan di Matsuyama, Ehime Prefecture, Jepang, yang diselenggarakan oleh Japan International Training Cooperation Organization (JITCO) dan Ministry of Health, Labour, and Employment (MHLW) Jepang pada Senin (02/09/2019).
Forum ini dihadiri oleh 140 pengusaha Jepang, perwakilan dari pemerintah daerah, Accepting Organization (AO), dan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Jepang (APIJ).
Baca Juga
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid bertemu dengan Wakil Gubernur Ehime Prefecture, Ia menyampaikan ucapan terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk bisa bekerja dan belajar di wilayah Matsuyama, Ehime Prefecture, Jepang. Nusron mengatakan, Indonesia siap mengisi 14 jabatan yang dibuka oleh Jepang, khususnya tenaga kerja di sektor kesehatan.
Advertisement
"Indonesia telah berpengalaman menempatkan tenaga kerja di Jepang, baik melalui sistem magang maupun penempatan melalui skema Government to Government (G to G),” ujar Nusron dalam Forum Bisnis Ketenagakerjaan di Jepang, Senin (2/9/2019).
Sebagaimana diketahui dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah mengalami fenomena ageing population. Dimana jumlah penduduk usia manula jumlahnya terus meningkat, sebaliknya jumlah penduduk usia produktif jumlahnya terus menurun.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja tersebut, pemerintah Jepang telah menetapkan Undang-Undang Keimigrasian baru yang membuka peluang kerja bagi specified skilled workers (SSW) di 14 sektor utama dari 8 negara, termasuk diantaranya Indonesia. Nusron menyatakan bahwa saat ini ada sekitar 137,663 orang lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes), yang meliputi wilayah Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Untuk peluang kerja bagi SSW ini sudah ada 13,920 calon PMI yang telah mendaftar. Diantaranya untuk jenis pekerjaan perawat sebanyak 1,914 orang, asisten perawat 2,071 orang, nursing home 2,611 orang, food & beverage 2,725 orang, waiter/waitress 2,313 orang, dan housekeeping 2,286 orang.
“Diharapkan calon tenaga kerja dari Indonesia ini yang bisa mengisi jabatan-jabatan yang dibutuhkan oleh Jepang,” tutupnya.
Forum ini dilaksanakan di sela-sela waktu penyelenggaraan kegiatan Labour and Employment Ministers’ Meeting pada 1-2 September 2019, sebagai bagian dari rangkaian Presidensi Jepang pada G20. Forum ini yang diharapkan dapat menambah wawasan kalangan pengusaha di Jepang mengenai potensi PMI. Sekaligus sosialisasi mengenai implementasi pengiriman tenaga kerja spesifik (specified skilled workers/SSW) dari Indonesia ke Jepang.
(*)