Sukses

Satu WNA Jadi Korban Kecelakaan Maut Tol Cipularang

Olah TKP dilakukan dari awal kecelakaan hinggga salah satu dump truk terguling melintang di Tol Cipularang KM 91.400 .

Liputan6.com, Jakarta - Polda Jabar melakukan olah TKP untuk mengungkap penyebab kecelakaan beruntun di KM 91.400 Tol Cipularang di wilayah Purwakarta, Senin, 2 Agustus kemarin. 

Akibatnya jalan menuju arah Jakarta ditutup sementara untuk memudahkan pihak kepolisian dalam melaksanakan olah TKP tersebut.

Dengan menggunakan Traffic Accident Analysis (TAA), pihak kepolisian memberi tanda mencapai 20 meter. 

Berbagai alat pun disiapkan, di antarannya 3D, laser dan scanner. Dari hasil alat scaning tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam sebuah software

"Nanti alat ini menscaning. Dan nanti kita masukan ke sebuah softwere dan hasilnya nanti akan terlihat," ujar AKP Umar Setiawan Kanit Laka Ditlantas Polda Jabar di lokasi olah TKP.

Bukan hanya itu saja, pihak kepolisian menandai titik-titik kecelakaan dengan cat semprot untuk memudahkan penyelidikan kecalakaan yang merenggut nyawa 9 orang.

Bahkan untuk memudahkan Tim RAR TAA melakukan olah TKP, contra flow dilakukan hingga jam 12 siang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Satu WNA Jadi Korban

Data yang berhasil dihimpun, total korban berjumlah 36 orang. Delapan di antaranya dinyatakan meninggal dunia, tiga luka berat dan 25 lainnya mengalami luka ringan.

Korban kecelakaan Tol Cipularang dievakuasi terbagi ke tiga rumah sakit dalam penanganan medisnya, yaitu RS MH Thamrin, RS Siloam, dan RS Bayu Asih.

Kabid Pelayanan Medis RS MH Thamrin Purwakarta, dr Jamal Abdul Naser mengatakan korban kecelakaan Tol Cipularang ini luka-luka karena terbentur benda keras.

"Ya korban luka berat mengalami luka bakar, cedera kepala berat, dan patah tulang. Yang lainnya luka ringan dan luka sedang ada yang patah tulang bahu, atau cedera ringan di kepala," kata Jamal.

Seorang Warga Negara Asing (WNA) tercatat menjadi korban luka berat karena mengalami luka bakar. 

 

Reporter: Jay Ajang Abramena

Sumber: Merdeka