Sukses

Anies Baswedan: Akui Kalau Jakarta Dibilang Kurang Ini Itu

Anies mengatakan, jika semua pihak bisa berpikiran terbuka dan menerima semua masukan, maka Jakarta akan menjadi kota yang ramah bagi semua kalangan warga.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta jajarannya agar berpikiran terbuka. Jika ada yang mengatakan Jakarta masih kurang dalam berbagai hal, itu sebaiknya diakui dan jangan membela diri.

Hal ini disampaikan Anies Baswedan saat memberi sambutan dalam acara Lokakarya Pertukaran Informasi yang berkelanjutan tentang Peluang Pendidikan dan Peningkatan Partisipasi Penyandang Disabilitas dalam dan/atau dengan Masyarakat Sipil di Jakarta dan Berlin dalam rangka peringatan 25 tahun Sister City Jakarta-Berlin, Selasa (3/9).

Kepada peserta yang hadir dari Asosiasi Penyandang Disabilitas dan pemerhati disabilitas, Anies meminta agar ada yang memberikan ide, terobosan, pengalaman, dan hal-hal yang dapat dilaksanakan bersama terkait kebijakan menyangkut para penyandang disabilitas di DKI Jakarta.

Dia pun meminta jajarannya mengikuti lokakarya ini sampai selesai.

"Bagi kami yang berseragam, pesan saya untuk mengikuti workshop ini, jangan close-minded. Ketika dikatakan Jakarta kurang ini-itu, (akuilah) iya. Dan itu sudah begitu puluhan tahun, tidak usah di-defense. Tidak usah kita menjaga. Itu memang kurangnya kita, lalu kita perbaiki sama-sama. Tidak perlu defensif. Justru buka, ya memang itulah kenyataannya," jelasnya.

Jika semua pihak bisa berpikiran terbuka dan menerima semua masukan, maka Jakarta akan menjadi kota yang ramah bagi semua kalangan warga.

"Kalau kita bisa open-minded dan menerima ide, insyaAllah Jakarta kita menjadi kota yang ramah bagi penyandang disabilitas, ramah bagi anak-anak, ramah bagi lansia, dengan begitu ramah bagi semuanya," ujarnya.

Anies mengatakan jika sebuah kota bisa ramah kepada penyandang disabilitas, ramah kepada anak usia dini, ramah kepada lansia, otomatis akan ramah kepada semua kalangan. Ini yang ingin didorong pihaknya. Dengan demikian semua yang tinggal di Ibu Kota bisa diperlakukan dengan baik.

"Jadi kita berharap lokakarya ini benar-benar nantinya berorientasi pada langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mengubah. Karena ini harus dimulai dari mindset," ujarnya.

Pola pikir yang harus dimiliki adalah kesetaraan bagi semua warga negara yang memiliki kesempatan yang sama dan itu harus dilaksanakan melalui berbagai kebijakan.

"Orientasi yang harus dibangun di Jakarta ini bukan orientasi sekadar melaksanakan aturan, tapi justru me-review apakah aturan kita sudah mengikuti prinsip-prinsip kesetaraan," jelasnya.

Karena, lanjut Anies, fungsi dari Pemprov DKI bukan sekadar menegakkan aturan, tetapi juga pembuat aturan. Dan juga memastikan bahwa aturan-aturan di kota ini berorientasi kepada kesetaraan.

"Itu menjadi mendasar. Dari mulai fasilitas infrastruktur keras seperti jalan, gedung, dan alat transportasi, sampai kepada infrastruktur lunak seperti kesetaraan dan kesempatan belajar maupun berusaha. Itu semua harus menjadi perhatian kita. InsyaAllah itu akan selalu menjadi fokus," lanjut Anies Baswedan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kinerja Disabilitas Sangat Baik

Dalam Peraturan Gubernur Nomor 1 tahun 2018 diatur tentang kesetaraan dimana semua warga memiliki kesempatan yang sama. Setiap Pemprov DKI Jakarta melakukan rekrutmen, ada persentase kepada penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan di Pemprov DKI Jakarta.

Anies menilai para penyandang disabilitas yang diberi kesempatan bekerja di Pemprov DKI ini memiliki kinerja yang sangat baik, bahkan melampaui pegawai yang bukan penyandang disabilitas. Hal ini perlu digaungkan dan dilaksanakan di luar lingkungan Pemprov DKI.

"Sehingga ini menjadi gerakan dimana kesetaraan itu hadir di semua aspek. Dan perjuangannya masih panjang. Karena kalau perubahan mindset itu artinya proses pendidikan. Sesudah proses pendidikan, proses untuk membangun kemauan kesadaran untuk berubah," pungkasnya.

 

Reporter: Hari Ariyanti

Sumber: Merdeka.com