Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Munas XIII Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), akan digelar rangkaian seminar nasional di lima kota dan di lima pulau yang meliputi Medan, Balikpapan, Semarang, Manado, dan Bali.
Sementara itu, Munas XIII Kagama sendiri akan digelar di Bali pada tanggal 15-17 November 2019. Pada Munas tersebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM dijadwalkan hadir dan membuka munas secara resmi.
Baca Juga
Sedangkan seminar kedua yang merupakan bagian dari pra-Munas Kagama akan digelar di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kalimantan Timur. Seminar bertajuk "Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0" ini akan digelar Sabtu (7/9/2019) besok.
Advertisement
Sekretaris Jenderal PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana mengatakan, Indonesia sedang memasuki periode bonus demografi, di mana 70% penduduk Indonesia akan berada pada usia kerja yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2025-2030.
"Bonus demografi ini adalah berkah dan modal pembangunan yang penting, namun di sisi lain akan menjadi bencana jika Indonesia gagal memperkuat SDM dan juga gagal menyediakan lapangan pekerjaan," ujar Ari dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/9/2019).
Selain itu, lanjut dia, saat ini kita menghadapi tantangan persaingan ekonomi antarnegara yang semakin sengit. Dalam persaingan itu kuncinya adalah kekuatan SDM. Itulah sebabnya reformasi sektor ketenagakerjaan dari hulu sampai hilir merupakan keharusan.
"Apalagi 51% tenaga kerja kita adalah lulusan SD. Di hulu, kita menghadapi persoalan struktural di mana belum adanya link and match atau belum tersambungnya antara output sistem pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri," ujar Ari.
Di sisi lain, Kagama mengapresiasi capaian pemerintah Jokowi-JK yang dalam lima tahun terakhir mampu menurunkan angka pengangguran terbuka dari 5,81% pada bulan Februari 2015 ke 5,01% Februari 2019.
Walaupun demikian, tantangan ke depan tidak ringan, karena itu dibutuhkan lompatan untuk menguasai emerging skill seperti artificial intelligent atau kecerdasan buatan, cloud computing atau komputasi awan, big data analytics atau analisis data berskala besar, dan internet of things.
"Seperti disampaikan Pak Jokowi, dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi, di mana kemapanan bisa runtuh, ketidakmungkinan bisa terjadi. Jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat, banyak jenis pekerjaan lama yang hilang. Tetapi juga makin banyak jenis pekerjaan baru yang bermunculan," papar Ari.
Memperkuat Emerging Skill
Karena itu, lanjut dia, kita harus menyiapkan diri menghadapi era disrupsi, dengan memperkuat emerging skill tenaga kerja kita yang dibutuhkan untuk mengisi emerging job sebagai dampak revolusi industri 4.0.
"Berbagai tantangan yang timbul di era keterbukaan dan revolusi industri jilid 4, penting kiranya bagi kita untuk ikut merefleksikan kondisi dan kesiapan tenaga kerja kita di era revolusi industri 4.0 ini," pungkas Ari.
Sementara itu, seminar yang akan digelar besok di Balikpapan juga akan dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri sebagai keynote speaker.
Empat pembicara lainnnya adalah dosen Fakultas Geografi UGM Sukamdi, Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono, Direktur Eksekutif Migrant CARE Wahyu Susilo, dan Aji Erlangga Martawireja selaku pengirim pemagangan ke Jepang.
Seminar nasional ini juga akan menghadirkan dua pembahas, yaitu Diahhadi Setyonaluri dari Lembaga Demografi FEB UI dan Agustina Murbaningsih selaku Deputi Kemaritiman Sekretariat Kabinet.
Â
Â
Advertisement