Sukses

Rumah Paliatif Singapura: Karena Tiap Jengkal Kehidupan adalah Anugerah

Singapura menampung segala problematika masyarakatnya yang merasa putus asa.

Liputan6.com, Singapura - Singapura, sebagai negara maju di Asia Tenggara, nyatanya tidak melupakan begitu saja warganya yang sudah lanjut usia, atau pun memiliki penyakit kronis dan tak sanggup memberi kontribusi untuk negara.

Lalu apa yang Singapura perbuat untuk menghargai tiap jengkal kehidupaan mereka?

Bergerak dari tanda tanya besar, andai seseorang terdiagnosa penyakit kronis dan memiliki kesempatan hidup terbatas? Mendadak putus asa dan ingin bunuh diri, apa yang bisa diperbuat?

Demi mengakomodir semua hal tersebut, Singapura membangun sebuah tempat bernama Assisi Hospice. Tujuannya, untuk menampung segala problematika saat masyarakatnya merasa akhir dari hidup akan berlalu begitu saja.

“Kami sediakan layanan paliatif bagi mereka, siapa pun tanpa memandang usia, keyakinan, ras dan kondisi finansial,” kata Juliet NG, perwakilan Assisi Hospice, kepada para jurnalis Indonesia dan India yang ikut dalam program Singapore International Foundation (SIF) di Thompson Road, Singapura, Rabu 4 September 2019.

Juliet memaparkan, bahwa takdir hidup seseorang saat mendekati titik akhir tidak boleh dibiarkan berjalan secara biasa saja. Karenanya, Assisi Hospice meyalurkan jasa dari sumber daya manusia (SDM) untuk diberdayakan kepada mereka.

“Ada tiga yang kami dapat lakukan, pertama layanan kunjungan rumah, layanan giat sehari penuh, dan layanan tinggal dengan kenyamanan dengan marwah,” jelas Juliet.

Artinya, lanjut dia, untuk layanan kunjungan ke rumah, mereka yang memiliki penyakit kronis seperti kanker, atau penyakit berbahaya mematikan lain, para dokter dan perawat Asisi Hospice akan datang berkunjung ke rumah pasien.

Hal ini ditujukan, agar kesehatan mereka terus terjaga dan memiliki giat yang terakomodasi, seperti kontrol penyakit, dan dekat dengan penjagaan dokter.

 

2 dari 2 halaman

Diikuti Lanjut Usia

Kedua, giat seharian penuh. Program ini kerap diikuti para kelompok lanjut usia. Pantauan di lokasi, mereka diberikan sejumlah giat tubuh ringan, seperti menganyam, bercocok tanam sederhana, dan diskusi ringan antar kelompok.

“Semuanya kami lakukan secara gratis, bantuan dari pemerintah Singapura membantu kami, juga ada bantuan-bantuan lain seperti dari sektor swasta,” beber dia.

Satu layanan yang cukup berbeda adalah layanan ketiga yakni tinggal dengan kenyamanan dengan marwah. Juliet menjelaskan karena hal ini dikerjakan dengan ruangan khusus, pasien dengan penyakait terkait harus steril, bahkan dijenguk pun ada waktunya.

“Jadi ini tidak sembarang, kami menyediakan ruang kamar dan segala fasilitas untuk bisa menjadi hidup lebih hidup lagi, kami bantu. Hanya saja soal harganya untuk ini bisa berbeda-beda antarpasien, tapi utama kita adalah membantu mereka,” Juliet menandasi.

Video Terkini