Liputan6.com, Jakarta Untuk mempercepat kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, maka pembangunan dan pengembangan Kawasan Transmigrasi perlu didukung oleh semua elemen. Percepatan pembangunannya tidak bisa dilakukan satu pihak.
Maka kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi menuju Transpolitan 4.0 yang menerapkan konsep pembangunan pentahelix diterapkan dalam pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi kedepan.
Baca Juga
"Penta adalah lima dan helux adalah jalinan. Jadi dalam konsep pentahelik, maka unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kebersamaan dalam pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi," kata Direktur Jenderal PKP2Trans Kemendesa PDTT, Hari Pramudiono dalam sambutannya saat penanaman perdana kacang tanah di Kawasan Transmigrasi Parit Rambutan, Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan pada kamis (5/9).
Advertisement
Menurut Hari, unsur yang pertama yaitu pemerintah mempunyai political power untuk merumuskan kebijakan. Sementara masyarakat atau komunitas disebut social power adalah unsur kedua. Di sinilah peran masyarakat melalui Bumdes dan Gapoktan terlibat dalam proses pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi Parit Rambutan.
“Bumdes dan Gapoktan dengan kekuatan social capital dapat menghadirkan perubahan. Tidak hanya bekerja sendiri tetapi secara berkelompok. Masyarakat bekerja, berorganisasi dan belajar bersama, mengembangkan komoditas unggulan agar menghasilkan produk yang berkualitas untuk kesejahteraan bersama,” katanya.
Unsur Ketiga, lanjut Hari adalah akademisi yang Memiliki kekuatan knowledge power dengan menghadirkan ilmu yang bermanfaat, ongkos produksi lebih murah, lebih berfaedah. Untuk unsur keempat yaitu pebisnis atau pengusaha dan unsur terakhir adalah media.
"Kolaborasi pentahelix harus dikembangkan di kawasan transmigrasi Parit Rambutan. Oleh karenanya, kerjasama pengembangan produk unggulan harus melibatkan unsur pentahelix antara lain dunia usaha. Salah satu produk unggulan yang bisa dikembangkan adalah kacang tanah," katanya.
Pengembangan kacang tanah di kawasan transmigrasi Parit Rambutan bekerjasama dengan PT Gunanusa Eramandiri. Perusahaan ini memproduksi kacang olahan (Nut Ingredient) yang terdiri dari kacang tanah, kacang mete, kacang almond dan hazelnut. Hampir semua perusahaan besar pengolahan makanan di Indonesia menjadi customer.
Presiden Direktur PT Gunanusa Eramandiri, Ivan Cokro mengatakan bahwa kacang tanah perlu dikembangkan. Pasalnya, kebutuhan bahan baku kacang semakin meningkat, sedangkan pemenuhan bahan baku dalam negeri kurang mencukupi sehingga harus impor dari luar negeri diantaranya India.
"Begitu juga dengan Lahan pertanian kacang tanah yang tiap tahun berkurang, kualitas dan harga fluktuatif sehingga menurunkan daya saing dengan negara lain yang juga sedang mengembangkan kacang kulit diantaranya Thailand dan Vietnam," katanya.
Tidak itu saja, Sistem pertanian tradisional dengan peralatan yang sederhana juga mempengaruhi produktifitas dan kualitas serta biaya yang tinggi sedangkan penghasilan petani tidak ada peningkatan atau kesejahteraan petani tetap kurang terjamin.
"Oleh karena itu, masyarakat transmigrasi akan diajarkan mengembangkan pola pertanian kacang yang lebih baik dan modern, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kacang, supaya harga jual tinggi, sehingga kesejahteraan petani kacang meningkat, " kata Ivan.
Dengan model bisnis yang akan melibatkan bumdes, gapoktan, Bank Mandiri selaku penyedia KUR, dan PT Gunanusa Eramandiri selaku penyedia teknologi dan offtaker, diharapkan petani kacang dapat memperoleh penghasilan sekitar enam juta rupiah perbulan.
Sementara itu, Asisten III Setda Kabupaten Ogan Ilir,Lukmansyah menyampaikan bahwa saat ini telah tersedia lahan untuk pengembangan budidaya kacang tanah seluas 1.065 Ha yang tersebar di 14 Desa/Satuan Permukiman di Kawasan Transmigrasi Parit Rambutan.
"Untuk tahap perdana ini ditanam kacang tanah seluas 5 Hektar, selanjutnya secara bertahap akan ditanam seluas 500 hektar pada tahun 2020," katanya.
Penanaman perdana kacang tanah di Kawasan Transmigrasi Parit Rambutan ini dihadiri oleh Asisten III Setda Kabupaten Ogan Ilir, para Direktur dan staf di Ditjen PKP2Trans Kemendesa PDTT, pimpinan OPD Kabupaten Ogan Ilir, PT Gunanusa Eramandiri, Bank Mandiri dan masyarakat transmigrasi kawasan transmigrasi Parit Rambutan.
(*)