Liputan6.com, Jakarta - Kondisi di Manggarai, Jakarta Selatan kembali normal setelah Rabu 4 September 2019 terjadi tawuran yang melibatkan tiga kelompok warga.
Ketiga kelompok warga yang terlibat tawuran, yakni antara warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat dengan warga Tambak, Jakarta Pusat yang bersatu dengan warga Megazen Manggarai, Jakarta Selatan.
Sebelumnya mencuat ke permukaan, bahwa aksi tawuran di kawasan Manggarai, modus untuk mengelabui aparat akan adanya transaksi narkotika. Polisi membantahnya.
Advertisement
"Itu pengalihan isu saja. Sekarang kalau mau begitu (transaksi narkoba) ya senyap-senyap saja ngapain ramai-ramai dulu. Kalau ada isu itu terus ramai-ramai orang ada polisi di sini, logikanya gitu," kata Kapolsek Tebet Kompol Alam Nur di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis, 5 September 2019.
Lantas, apa penyebab tawuran di Manggarai kembali terjadi?
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dendam
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengungkapkan tawuran yang terjadi di Manggarai yang melibatkan warga wilayah Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat merupakan tradisi yang diturunkan antar generasi.
"Itu dendam lama. Sudah antargenerasi. Ini generasi yang kedua. Jadi, generasi pertama itu bapak-bapaknya," kata Irwandi seperti dikuti dari Antara di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2019).
Irwandi mengaku pemerintah kota Jakarta Pusat telah melakukan pencegahan baik dari pengetatan keamanan hingga penyuluhan moral agar tawuran serupa tidak kembali terulang.
"Sudah kita coba semua, bikin pos, bikin pengamanan lewat CCTV, bikin kegiatan, sudah semuanya tapi memang ini kayaknya sudah mendarah daging," kata Irwandi.
Advertisement
Faktor Adanya Dugaan Kesenjangan Sosial
Sebelumnya, Kapolsek Tebet Kompol Alam Nur membantah, aksi tawuran di kawasan Manggarai, Jakarta, sebagai modus baru untuk mengelabui aparat akan adanya transaksi narkotika.
Dia menduga, tawuran yang kerap terjadi di Manggarai, Jakarta Selatan karena adanya kesenjangan sosial. Dia mengetahui hal itu sejak menjabat Kanit Reskrim Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan selama lima tahun.
"Lima tahun di Setiabudi saya tahu itu. Setahu saya sih dari dulu ada kesenjangan saja antara seberang sana sama seberang sini. Menteng Tenggulun, Menteng Jaya, Pasar Rumput, sama Manggarai," kata Alam Nur.
"Iya itu kan depan Pasar Rumput ada jalan dari Menteng ke arah Jalan Sultan Agung tuh yang sebelum jembatan Jayakarta yang baru itu. Nah itu kan banyak mobil dari sana, terus Jalan Aultan Agung kan macet, pak ogahnya itu dari Menteng Tenggulun sama Menteng Jaya itu omzetnya kan gede, itu bisa jutaan sehari," kata Alam Nur.
Jadi dugaan pemicunya salah satunya yang paling besar.
"Karena mata pencaharian mereka kan alakadarnya, mau cari buat rokok segala macam, sementara mereka nggak mau berbagi orang seberang," beber dia.
13 Orang Ditangkap
Polres Metro Jakarta Selatan, kini tengah memburu para pelaku tawuran di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu 4 September 2019. Mereka mencari para pelaku tawuran dengan cara menggelar razia di permukiman warga di kawasan Magazen, Manggarai, Jakarta Selatan.
"Tadi pagi pukul 10.00 sampai 11.30 Wib kita razia, hasilnya ada empat orang diamankan. Sebelumnya tadi malam ada sembilan orang. Jadi totalnya ada 13 orang sudah kita amankan," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Bastoni Purnama saat dikonfirmasi, Jumat, 6 September kemarin.
Dari 13 orang yang diamankan, lima orang dipastikan terlibat atas aksi tawuran tersebut. Hal itu diketahui usai polisi melakukan pemeriksaan secara intensif.
"Sementara delapan orang terlibat narkoba," ujarnya.
Advertisement
Belum Ditetapkan Tersangka
Untuk kedelapan orang yang terlibat narkoba, polisi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Sementara itu, hingga kini status para pelaku tawuran di kawasan Manggarai belum ditetapkan sebagai tersangka.
"Sekarang masih proses pemeriksaaan, nanti kalau sudah 24 jam dan alat bukti cukup kita tetapkan sebagai tersangka," tegas Kombes Bastoni Purnama.
Reynaldi Hasan