Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengakui jika anggaran pengadaan lahan untuk pembangunan moda raya terpadu (MRT) fase 2 senilai Rp 217 miliar belum sepenuhnya terserap.
"Tanggung jawab saya untuk menyerap anggaran itu hingga akhir tahun 2019," kata Syafrin seperti dikutip Antara di Jakarta, Sabtu (7/9/2019).
Baca Juga
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta mencatat serapan anggaran pengadaan lahan MRT fase 2 dalam APBD Jakarta tahun 2019 per 7 September 2019 sebesar Rp 29,38 miliar atau sebesar 13,50 persen.
Advertisement
Syafrin menjelaskan lambatnya serapan anggaran itu disebabkan adanya perubahan surat keputusan (SK) penetapan lokasi berdasarkan permintaan Badan Pertanahan Negara (BPN).
Walaupun kata Syafrin, Dinas Cipta Karya dan Penataan Ruang Jakarta sudah menerbitkan peta informasi, dimana secara internal dapat digunakan untuk dasar pembebasan lahan. Saat ini pihaknya telah memasukan peta informasi itu ke BPN untuk mendorong ditindaklanjuti.
"Diharapkan bulan ini selesai dari BPN dan bulan depan kita percepat untuk pembebasan lahan," ujar Syafrin.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar menyampaikan fase 2 MRT Jakarta yakni Bundaran HI sampai dengan Kota akan terintegrasi dengan stasiun kereta Jakarta Kota.
William menambahkan bahwa selain akan terintegrasi dengan stasiun Jakarta Kota, proyek fase 2 MRT tersebut juga akan terintegrasi dengan destinasi wisata Kota Tua.
"Jadi yang akan kita bangun itu ada beberapa stasiun yang bersifat historis dan monumental, seperti di Monas, Harmoni dan Kota Tua," katanya.
Proyek fase 2 MRT Jakarta Bundaran HI-Kota ini diperkirakan memiliki jarak sekitar 8,3 Km dan estimasi waktu tempuh sekitar 20 menit.
Terkait trase pembangunan proyek yang melintasi ring satu pemerintahan pusat, William mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait persiapannya.
Dalam pengerjaan fase 2, akan ada enam paket kontrak yang terdiri dari CP200 untuk pekerjaan GarduListrik (RSS) di Monas; CP201 untuk Bundaran HI-Monas; CP202 untuk Harmoni-Mangga Besar; CP203 untuk Glodok-Kota, CP205 untuk pekerjaan sistem perkeretaapian (railway systems) dan rel (track works); dan CP206 untuk pekerjaan kereta (rollingstock).
Proyek fase 2 MRT Jakarta dengan nilai total anggaran sekitar Rp 22,5 triliun ini ditargetkan rampung pada tahun 2024.