Sukses

Jalur Puncak Gersang, Proyek Pelebaran Jalan Minta Tumbal Pohon

Kawasan Jalan Gunung Mas hingga Riung Gunung, Puncak, Bogor kini tak lagi hijau dan segar. Polusi udara terus meningkat akibat dimulainya proyek pelebaran jalan di daerah itu.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Jalan Gunung Mas hingga Riung Gunung, Puncak, Bogor kini tak lagi hijau dan segar. Polusi udara terus meningkat akibat dimulainya proyek pelebaran jalan di daerah itu.

Debu tanah bercampur asap kendaraan bermotor menjadi santapan para pengguna jalan setiap harinya. Kondisi ini sudah berlangsung sejak satu bulan lebih.

Pantauan Liputan6.com Minggu (8/9/2019), sepanjang Gunung Mas hingga Riung Gunung kini sudah tidak lagi rimbun. Pohon-pohon di tepi jalan sebagian sudah ditebang untuk pelebaran jalan.

Penebangan pohon di jalan tak hanya membuat panas matahari terasa semakin menyengat, kondisi Puncak menjadi gersang.

Asep Suhendar, warga Desa, Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor menyayangkan pohon-pohon keras yang diperkirakan berusia puluhan tahun ditebang untuk kepentingan pelebaran jalan.

Penebangan pohon yang berjajar di sepanjang ruas jalan itu bisa berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan di kawasan Puncak. Selain longsor, juga banjir bandang akan mengancam kawasan itu seperti yang pernah terjadi tahun 2018 dan 2017.

"Sekarang saja suhu udara di Puncak sudah tidak sedingin dulu. Tapi, apa yang terjadi, bukannya dijaga, ini malah ditebang, sehingga menjadi gersang dan kering," kata Asep.

Yunus, wisatawan asal Pondok Kopi Ujung, Duren Sawit, Jakarta Timur menyatakan, pemerintah harus menanam kembali pohon akibat dampak perlebaran jalan yang tujuannya untuk mengatasi kepadatan arus kendaraan di jalur itu.

"Saya sih setuju saja diperlebar, cuma tanami lagi. Di situkan ada salah satu aliran kali yang jadi hulu Ciliwung. Kalau hulunya tidak dijaga, ini bahaya saat musim hujan," terang Yunus.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wilayah 2.3 Provinsi DKI Jakarta, Christman Sirait mengaku akan memberikan kompensasi seluruh tanaman keras hingga pohon teh yang terkena dampak pelebaran jalan. Uang penggantian tersebut akan diberikan kepada PTP Nusantara VIII selaku pengelola perkebunan teh Gunung Mas.

Dengan adanya kompensasi tersebut maka proses penanaman kembali di kawasan itu nantinya merupakan tanggung jawab pihak PTPN.

"Sudah ada anggarannya. Cuma lahan itu kan dikelola oleh PTPN Gunung Mas, jadi kita bayar ke mereka untuk mengganti pohon," kata dia.

Namun, dirinya tidak mengetahui berapa nilai anggaran maupun jumlah keseluruhan pohon yang terkena dampak pelebaran jalan itu. Sebab, yang menghitung adalah pihak PTPN VIII.

"Nah itu kurang tahu. Kan yang menilai pohonnya dari PTPN," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sedang Dihitung

Humas ADM PTPN Gunung Mas, Hikmat saat dikonfirmasi mengaku masih sedang menghitung jumlah pohon yang terkena dampak pelebaran jalan nasional itu.

"Sedang penghitungan ulang," ujarnya singkat.

Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) tengah melakukan penataan kawasan Puncak untuk mengatasi kepadatan arus kendaraan di jalur itu.

Pengerjaan fisik proyek senilai Rp 73 miliar meliputi penataan saluran air, trotoar dan pelebaran jalan di empat ruas jalur Puncak yakni segmen Selarong, Cipayung, Cisarua, dan Gunung Mas.

Para pekerja di beberapa titik lokasi terlihat sedang menggali untuk menata saluran maupun pelebaran bahu jalan. Di ruas Gunung Mas, sejumlah pekerja tampak sibuk sedang menebang pohon, beberapa pekerja lainnya sedang mengeruk tanah untuk pelebaran jalan tersebut.