Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Jambi kembali meliburkan siswa-siswi sekolah. Kebijakan ini dikeluarkan karena kualitas udara di Jambi saat ini dalam kategori berbahaya dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Untuk sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diliburkan selama tiga hari mulai dari tanggal 9-11 September 2019.
Baca Juga
Sedangkan bagi siswa Sekolah Dasar kelas satu sampai kelas empat diliburkan selama dua hari dari tanggal 9-10 September 2019. Dan untuk kelas lima dan enam dikurangi jam belajarnya, yakni masuk pukul 09.00 WIB dan pulang pukul 13.00 WIB pada hari Senin dan Selasa.
Advertisement
Selanjutnya untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri, swasta dan tsanawiyah dikurangi jam belajarnya, yakni masuk pukul 8.30 WIB dan pulang pukul 13.00 WIB.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan, keputusan ini diambil setelah mendapat data dari Air Qualiity Monitoring System (AQMS) Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Kota Jambi. Pengukuran konsentrasi partikulat PM 2,5 atau tergolong berbahaya.
"Tadi malam saya instruksikan anak sekolah diliburkan karena sudah kategori berbahaya," kata Syarif ditemui usai diskusi Mayor Caucus 2019 di Balai Kota Bogor, Senin (19/9/2019).
Namun bagi kepala sekolah, guru dan staf tata usaha tetap masuk seperti biasa. Selama libur guru tetap memberikan tugas kepada siswanya agar mereka tetap belajar di rumahnya masing-masing.
"Apabila masih terjadi kabut asap masuk kategori berbahaya kita ambil tindakan cepat. Libur sekolah kita perpanjang lagi," ucapnya.
Syarif juga mengimbau kepada warganya untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika terpaksa keluar, ia meminta warga harus memakai masker agar tidak terpapar langsung kabut asap.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
8 Ribu Orang Terjangkit ISPA
Syarif mengatakan, Kota Jambi diserang kabut asap dari beberapa daerah di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan dan Provinsi Riau.
"Karhutla itu hot spotnya dari beberapa daerah, Kota Jambi kena imbasnya karena letaknya ada di tengah-tengah tiga provinsi," terangnya.
Pertengahan Agustus 2019, lanjut Syarief, kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan juga membumbung tinggi di langit Kota Jambi. Akibat kejadian ini, ribuan jiwa penduduk Kota Jambi terserang ISPA.
"Saya belum dapat laporan terakhir tetapi memang ada lonjakan korban Ispa. Di sekitar angka 8 ribuan terdampak ISPA," sebut Syarief.
Advertisement