Sukses

SBY dan Air Mata Rindu untuk Sang Belahan Hati, Ani Yudhoyono

Candle in the Wind mengingatkan Pepo, begitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipanggil oleh keluarganya, kepada sang belahan jiwa, Ani Yudhoyono.

Liputan6.com, Jakarta - Air mata pria berbadan tegap itu terus mengalir meski disekanya berkali-kali. Candle in the Wind mengingatkan Pepo, begitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipanggil oleh keluarganya, kepada sang belahan jiwa, Ani Yudhoyono.

Lagu milik Elton John yang dibawakan Joy Tobing itu memang lekat dengan kepergian seseorang. Dicipta untuk mengenang Marilyn Monroe, Candle in the Wind pernah dinyanyikan Elthon John di pemakaman Putri Diana.

Ya, Senin 9 September 2019, SBY menggelar tahlilan 100 hari kepergian istrinya. Mirisnya, peringatan kematian Ani Yudhoyono ini bertepatan dengan ulang tahun Ketua Umum Partai Demokrat itu yang ke-70.

Oleh karena itu, acara tahlilan sore tersebut bertajuk Malam Kontemplasi.

Presiden ke-6 Republik Indonesia itu pun tak kuasa mengangkat wajahnya. SBY hanya mampu tertunduk dan terus menangis.

Pantauan Liputan6.com, sekitar 2.000 kader Partai Demokrat hadir pada acara tersebut. 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tahun Terberat

Sebelumnya, pada Jumat 30 Agustus 2019 lalu, ibunda SBY juga meninggal dunia. Padahal, belum genap tiga bulan jenazah istrinya Ani Yudhoyono tiba di Pendopo Cikeas dari Singapura.

"Tapi saya yakin ujian cobaan kepada saya dan keluarga ini masih belum apa-apanya dibandingkan dengan anugerah yang diberikan Allah kepada saya dan keluarga," kata SBY.

Oleh karena itu, kata SBY, dirinya harus menerima dengan tawakal, tabah dan percaya bahwa takdir, rencana dan keputusan Allah tersebut jauh lebih baik dan indah dari pada yang mungkin dirinya dan keluarga harapkan dan inginkan.

SBY mengatakan sebagai manusia biasa dirinya tentu kehilangan dengan kedua orang yang disayanginya. "Saya kira itu manusiawi tapi keimanan saya, akal sehat saya bisa menerima seluruhnya semua takdir Allah SWT ini," kata dia.