Liputan6.com, Jakarta - Perluasan sistem ganjil genap memasuki hari ketiga, namun Jakarta masih berada posisi ketiga kota paling berpolusi udara di dunia. Ini berdasar data yang dirilis AirVisual, pukul 07.29 WIB.
Kualitas udara DKI berada pada kategori tidak sehat di angka 164 menurut parameter US Air Quality Index (AQI US), atau dengan parameter konsentrasi polusi PM 2.5 sebesar 81 µg/m³ dengan kelembapan 83 persen dan kecepatan angin 5,4 km/jam.
Wilayah dengan kualitas udara paling tidak sehat di DKI Jakarta berada di kawasan Pegadungan Jakarta Barat, di angka 195 menurut parameter US Air Quality Index (AQI US), atau dengan parameter konsentrasi polusi PM 2.5 sebesar 141,2 µg/m³.
Advertisement
Antara melansir, Pemerintah DKI Jakarta telah merespons permasalahan polusi udara dengan mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara di Ibu Kota.
Instruksi tersebut selanjutnya diimplementasikan melalui kebijakan perluasan wilayah rekayasa lalu lintas ganjil genap guna menekan populasi kendaraan sebagai salah satu pemicu polusi.
DKI juga melakukan uji emisi secara rutin hingga membatasi usia pakai kendaraan yang akan melintas di wilayah setempat.
Selain ganjil genap dan uji emisi, Pemprov DKI mengintensifkan pengawasan terhadap pabrik yang berpotensi melanggar aturan lingkungan hingga mengintensifkan penghijauan di sejumlah titik kawasan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Bisa Serta Merta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, perbaikan kualitas udara di Jakarta tidak bisa terjadi tiba-tiba setelah adanya perluasan ganjil genap.
"Angka emisi itu tidak bisa dilihat hanya dalam satu hari dua hari. Karena dinamis sekali," kata Anies di Tanjung Priok, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2019).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menyebut pada Senin 9 September sejumlah kota di dunia juga mengalami polusi tinggi dibandingkan dengan Jakarta. Karena itu Anies menyatakan, pihaknya akan terus mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum.
"Kalau itu dilakukan secara konsisten dalam jangka panjang Insyaallah kualitas lingkungan hidup di Jakarta lebih baik, kemacetan pun berkurang," ucap dia.
Anies juga mengklaim saat pelaksanaan perluasan ganjil genap jumlah penumpang Transjakarta mengalami kenaikan.
"Jadi Alhamdulillah kemarin jumlah penumpang Transjakarta mencapai rekor lebih dari 820 ribu penumpang per hari. Kalau enggak salah," jelas Anies Baswedan.
Advertisement
Pelanggar Ganjil Genap Turun
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Selatan Christianto mengklaim, jumlah pelanggar ganjil-genap pada hari kedua menurun dibandingkan hari pertama, Senin kemarin.
"Kondisinya relatif lebih lancar dibandingkan kemarin. Hari kedua ini juga pelanggarnya berkurang," kata Christianto saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/9/2019).
Christianto mencatat, untuk di wilayah Fatmawati setidaknya ada 150 lebih pengendara yang melanggar aturan ganjil genap di hari pertama kemarin. Sedangkan, di hari kedua ini, dia memperkirakan hanya 75 pelanggar.
"Saya belum rekap. Tapi saya yakin pasti hari ini hanya setengahnya lah dari kemarin," ucap dia.Menurut dia, di hari kedua ini pengendara masih ada yang mau mencoba-coba mengelabui petugas yang berjaga.