Sukses

Bupati Anas dan Persatuan Perawat Kolaborasi Bikin Sehat Usaha Wisata Warga Desa

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kesehatan di sejumlah lingkungan pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) setempat berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kesehatan di sejumlah lingkungan pariwisata di kabupaten tersebut. Kolaborasi ini diharapkan bisa membuat kepercayaan wisatawan kepada Banyuwangi semakin membaik.

”Terima kasih PPNI. Kolaborasi ini merupakan katalog baru dunia pariwisata Indonesia. Apresiasi untuk perawat, para tenaga kesehatan, yang menggagas ini demi peningkatan daya saing pariwisata daerah,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (10/9/2010).

Dalam kolaborasi itu, para perawat bersiaga membantu peningkatan kualitas kesehatan lingkungan pariwisata sekaligus mengantisipasi bila ada kejadian tak diinginkan menimpa wisatawan. 

Untuk peningkatan kualitas kesehatan di lingkungan pariwisata, sasarannya adalah usaha-usaha wisata milik warga desa, seperti homestay dan kedai makanan lokal. Para perawat dan tenaga kesehatan dilibatkan membantu warga desa mengelola usaha wisatanya secara sehat dan bersih.

”Contoh sederhananya, bagaimana warga desa dibantu wujudkan homestay sehat. Bagaimana sirkulasi udaranya, bagaimana agar tak ada nyamuk penyebab DB, bagaimana menyajikan makanan higienis, mengatur sanitasi. Kalau hotel berbintang tidak perlu didampingi, karena mereka punya duit untuk bayar ahli. Makanya kolaborasi fokusnya membantu usaha wisata milik warga desa, seperti homestay yang kini tumbuh subur,” ujarnya.

Adapun untuk program di destinasi wisata, para tenaga kesehatan bersiaga membantu memantau kesehatan wisatawan. Pilot project-nya di lima destinasi, yaitu Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, Grand Watudodol, Pantai Boom, dan hutan De Jawatan.

Ketua PPNI Banyuwangi, Sismulyanto, menuturkan, perawat melakukan pemantauan kepada wisatawan maupun melakukan tindakan penanganan pertama pada gawat darurat (PPGD) di destinasi.

”Saat wisatawan ke Banyuwangi, apa kita tahu mereka sehat? Padahal ia memiliki riwayat sakit, sehingga tugas kita memberikan pertolongan. Tugas kami adalah menekan angka kematian dan kecacatan di destinasi. Kami ingin menciptakan kondisi bahwa wisatawan yang ke Banyuwangi kesehatannya lebih terjamin karena kerja-kerja para perawat ini,” kata Sismulyanto.

”Program ini sudah diujicobakan beberapa bulan. Perawat bertugas bergantian sesuai rasio wisatawan, ada shift pagi dan siang, terkecuali Kawah Ijen sore sampai pagi,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, PPNI menyiapkan dua ambulans khusus untuk membantu para wisatawan. ”Armada itu akan giliran standby di lima destinasi wisata. Kita harus memastikan, misalnya ada turis jatuh sakit, maka itu harus ditangani dengan baik," jelas Sismulyanto.

Bupati Anas mengatakan, isu kesehatan penting karena merupakan salah satu indikator penentu daya saing pariwisata. Berdasarkan data World Economic Forum (WEF), daya saing pariwisata Indonesia untuk indikator kesehatan dan kebersihan 2019 sebesar 4,5 pada skala 1-7. Peningkatan kinerja Indonesia untuk indikator tersebut disebut WEF sangat baik.

”Melalui kolaborasi bareng perawat, Banyuwangi ingin sedikit berkontribusi menaikkan daya saing indikator kesehatan dan kebersihan dalam daya saing pariwisata kita. Ini sekaligus untuk membantu warga desa membangun ekosistem pariwisata yang lebih baik,” pungkasnya.

 

(*)