Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih dikenal dengan BJ Habibie meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2019) sekitar pukul 18.05 WIB.
Seluruh bangsa Indonesia kehilangan sosoknya, tak terkecuali Wakil Ketua Habibie Center Dewi Fortuna Anwar. Dia mengenang, almarhum BJ Habibie merupakan sosok yang sangat egaliter dan jauh dari kesan feodal.
Hal itu, kata Dewi, ditunjukkan dari sikap Habibie yang selalu membuka ruang dialog dan perdebatan.
Advertisement
"Saya sering sekali berdebat dengan beliau begitu, tentang bermacam-macam isu dan beliau mendidik kami untuk tidak takut berdebat," kata Dewi kala dihubungi Liputan6.com, Rabu (11/9/2019).
Di mata Dewi, BJ Habibie merupakan sosok yang tak pernah lelah berjuang membangun Indonesia. "Membangun Indonesia yang SDM-nya maju, berkebudayaan tinggi, berperadaban tinggi, membangun Indonesia yang demokratis," ungkap Dewi.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bapak Teknologi dan Demokrasi
Dewi masih terngiang hingga sekarang pesan dari sosok yang ia anggap sebagai bapaknya itu. Menurutnya, pesan Habibie yang paling ia ingat ialah supaya tak mudah menyerah atau patah semangat.
Di samping itu, Habibie di matanya juga bukan hanya sebagai bapak teknologi. Ia yang sudah sejak lama mengikuti jejak langkah ilmuwan kebanggaan Indonesia itu mengenal Habibie sebagai bapak demokrasi bagi Indonesia.
"Di belakang beliau dikenal sebagai bapak demokrasi. Dua hal ini, bapak teknologi, bapak demokrasi yang ingin memajukan Iptek, dan yang mengatakan kita harus berbudaya, harus religius dan ini saya kira penting sekali tetap pegangan," pungkasnya.
Advertisement