Liputan6.com, Jakarta - Anggota TNI bekerja sama dengan Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor bekerja bakti membersihkan tumpukan sampah di aliran Sungai Kalibaru, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/9/2019).
Kegiatan yang melibatkan aktivis lingkungan dan Satgas Naturalisasi Ciliwung ini untuk mengantisipasi banjir di wilayah penyangga ibu kota maupun DKI Jakarta.
Kerja bakti membersihkan sungai Kalibaru tersebut dibagi tiga kelompok. Tim membersihkan sampah mulai dari Pintu Air Kedung Badak, Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor hingga Simpang Cilebut Raya, Desa Cilebut Timur, hingga Jambu Dipa, Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Advertisement
Tercatat, ada sekitar 200 orang yang diterjunkan ke aliran Sungai Kalibaru, termasuk dari jajaran Komando Resor Militer (Korem) 061/Suryakancana, Denpom III-I Kota Bogor, Kodim 0606, Yonif 315 Garuda, Danramil.
Dengan penuh semangat mereka bergerak mengangkat sampah yang berserak di tepian sungai atau menumpuk membusuk di kanan kiri bantaran hingga tumpukan sampah yang terhalang dan sudah mengendap di bongkahan turap yang longsor menutupi aliran sungai itu.
Mulai dari sampah styrofoam bekas kemasan buah impor, plastik, botol plastik bekas air mineral dan minuman ringan dari berbagai jenis, karung berisi bekas bungkus permen, bantal, kasur, ban bekas dan berbagai jenis sampah lainnya. Bahkan sampah tersebut menyatu dengan bambu dan kayu yang terbawa hanyut aliran Sungai Kali Baru tersebut.
Tak hanya itu, anggota TNI juga menemukan satu setengah truk sampah berupa ban bekas tertanam tanah di bibir sungai. Ribuan ban bekas sepeda motor ditemukan tak jauh dari bengkel yang ada di kawasan itu.
Kasiter 061/SK Mayor Inf Asep Muspida mengatakan, upaya membersihkan tumpukan sampah di aliran Sungai Kali Baru agar air yang mengalir nantinya lebih lancar, sehingga pada saat musim hujan tidak menimbulkan banjir di wilayah hilir.
Menurutnya, penumpukkan sampah itu disebabkan masih banyak warga yang buang sampah sembarangan ke Sungai Kalibaru dan tidak dikelola melalui pengelolaan sampah berwawasan lingkungan.
"Kami berharap adanya kegiatan ini warga sadar tidak lagi membuang sampah ke sungai," ujar Asep.
Kegiatan bersih-bersih ini akan terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan sampai sampah berbagai jenis yang menumpuk di tepi sungai dan mengendap di bongkahan turap yang longsor terangkat semua.
Satgas Ciliwung, Suparno mengatakan, untuk mengangkat sampah di Sungai Kali Baru membutuhkan waktu lama mengingat volume sampah cukup banyak dan tersebar hampir di 100 titik. Terlebih, pengangkatan sampah dilakukan secara manual.
"Apalagi di Jambu Dipa, Cilebut Barat, masih jadi PR (pekerjaan rumah) karena tumpukan sampah sangat luas dan tinggi. Dan alat berat tidak bisa menjangkau lokasi itu," kata Suparno.
Sampah yang terbawa hanyut aliran Sungai Kalibaru berasal dari hulu yaitu Kali Cipakancilan, Kota Bogor. Selain itu, berasal dari warga Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor sendiri.
Â
Tutupi Aliran Sungai
Penumpukan sampah di tepi sungai tepatnya di Jambu Dipa, Cilebut Barat disinyalir sudah berlangsung lama. Kondisi ini diperparah setelah turap di ruas Jalan Raya Cilebut-Bojonggede longsor. Bongkahan turap menutupi aliran sungai tersebut.
Sampah pun terhalang bongkahan hingga menumpuk setinggi 1-2 meter dan mengendap menyerupai pulau sampah. Bahkan, tumpukan sampah itu mengeluarkan bau busuk dan tercium hingga pemukiman warga.
Pencemaran ini kemudian mencuat ke publik setelah tim Satgas Ciliwung menyusuri Kali Cipakancilan hingga Sungai Kali Baru dengan menggunakan tiga perahu karet.
Rahmat (66) warga setempat menuturkan, tumpukan sampah di bibir sungai adalah ulah warga luar yang dibuang secara sembunyi-sembunyi.
"Mereka buang sambil pakai motor waktu malam atau pagi hari. Kalau siang mereka ga berani karea sering kita tegur," kata Rahmat yang rumahnya berapa di pinggir Jalan Cilebut-Bojonggede.
Tak hanya itu, hampir seluruh pedagang yang berjualan di seputar Stasiun Cilebut maupun PKL di pinggir jalan membuang sampah ke sungai.
"Ya bisa dilihat sendiri pak, banyak styrofoam bekas wadah buah, batok kelapa, plastik dan lainnya dari mana kalau bukan pedagang yang julan dekat sungai," ucap salah satu warga setempat yang enggan disebut namanya itu.
Advertisement