Liputan6.com, Tarakan Sejumlah penerbangan dari Tarakan, Kalimantan Utara, menuju sejumlah daerah, dibatalkan, lantaran kabut asap. Salah satunya oleh maskapai milik PT Lion Mentari Airlines (Lion Air dan beberapa anak perusahaannya).
Pantauan di Bandar Udara Internasional Juwata, Minggu (15/9/2019), terlihat kabut asap menyelimuti langit. Bahkan diperkirakan jarak pandang hanya 1 kilometer.
Baca Juga
Di sisi lain, para penumpang Lion Air dan anak perusahannya, tampak mengular di pintu loket. Ada yang ingin mengembalikan tiket, ada pula yang meminta penjelasan.
Advertisement
Di layar informasi penerbangan, terlihat juga beberapa pembatalan penerbangan dari Tarakan-Surabaya, Tarakan-Nunukan, Tarakan-Balikpapan-Jakarta, Tarakan-Malinau, Tarakan-Balikpapan-Yogyakarta-Makassar-Jakarta, Tarakan-Jakarta.
Salah satu petugas dari Lion Air membenarkan karena kabut asap sejumlah pembatalan tersebut.
"Iya, karena kabut asap," kata salah satu petugas di bandara.
Bahkan, berkali-kali, petugas juga mengumumkan pembatalan tersebut.
"Perhatian karena gangguan cuaca, pesawat udara Lion Air dengan nomer penerbangan JT- 626 Tarakan-Jakarta dibatalkan. Mohon maaf atas keadaan ini," ucapnya.
Sementara, maskapai Sriwijaya Air masih melakukan penundaan keberangkatan. Adapun tujuan dari Tarakan-Jakarta, yang seharusnya berangkat pukul 12.15 Wita, sampai sekitar 16.35 WITA juga belum disuruh masuk ke dalam pesawat.
Kalimantan Tengah Terdampak
Bukan hanya di Tarakan, Kalimantan Utara saja, di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangkaraya juga terdampak kabut asap lantaran kebakaran hutan.Â
Hal ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tjilik Riwut Palangka Raya yang menyatakan jarak pandang di Kota Palangka Raya terbatas, karena masih tebalnya kabut asap yang menyelimuti kota tersebut.
"Hari ini pukul 07.00 WIB pagi hingga siang tadi jarak pandang di Palangka Raya kurang dari 500 meter," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Lian Adriani.
Tebalnya kabut asap yang menyelimuti "Kota Cantik" itu menurut dia karena masih maraknya kasus kebakaran lahan di kota setempat.
Dia pun menambahkan, perubahan jarak pandang akibat kabut asap di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah itu dimungkinkan terus terjadi karena adanya pengaruh perubahan arah dan kecepatan angin.
"Saat ini arah angin di Kalimantan berasal dari arah Selatan dan Tenggara. Angin itu pun membawa asap di wilayah selatan dan tenggara itu memang terjadi kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Wilayah selatan dan tenggara yang dimaksud seperti Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas.
"Kabut asap yang menyelimuti Palangka Raya seolah tidak berkurang karena kecepatan angin cukup rendah yakni di bawah 10 kilometer untuk pagi hingga siang dan di bawah 20 kilometer untuk sore hingga malam hari," katanya.
Untuk itu, biasanya kabut asap akan tebal pada pagi hingga siang hari dan mulai berkurang pada sore hingga malam hari.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, kebakaran di lahan kosong masih marak terjadi di Palangka Raya. Bahkan di beberapa titik, kebakaran lahan mulai mendekati pemukiman warga "Kota Cantik" itu.
Tak hanya itu, dampak kebakaran hutan dan lahan mulai dirasakan masyarakat seperti bau kabut asap menyengat yang membuat nafas sesak dan mata pedih.
Pemerintah Kota Palangka Raya pun menetapkan sekolah tingkat SD dan SMP libur selama tiga hari terhitung mulai 16-18 September.
Advertisement