Liputan6.com, Jakarta - Para anggota TNI tidak hanya berperan sebagai penjaga pertahanan keamanan negara. Mereka turut melayani dan melindungi masyarakat yang terkena musibah.
Selain itu, anggota TNI juga kerap ditugaskan negara untuk membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi di Tanah Air.
Baca Juga
Salah satunya ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau. Di sana, cukup sulit memadamkan api yang terlanjur meluas membakar hutan dan lahan gambut.
Advertisement
Butuh tenaga dan perjuangan yang kuat agar bisa memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
Berikut kisah perjuangan para anggota TNI demi memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Salat Beralaskan Daun Sawit
Anggota TNI terlihat sedang melaksanakan ibadah salat beralaskan daun sawit. Kejadian itu berlangsung di sela-sela berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan, Minggu 14 September 2019.
Saat itu, salah satu prajurit Kodim sedang melaksanakan tugas pemadaman lahan gambut di RT 11 dan RT 12 Kelurahan Petung serta RT 003 Desa Giripurwa.
Waktu zuhur pun tiba dan dia melaksanakan salat di bawah pohon sawit dengan alas daun sawit serta baju seragamnya sebagai sajadah.
Dandim 0913/PPU Letkol Inf Mahmud mengatakan, prajurit TNI di mana pun berada dan bertugas, melaksanakan ibadah merupakan suatu kemutlakan. Dengan beribadah memohon perlindungan Allah SWT, tugas seberat apapun dapat dilaksanakan.
"Walaupun sedang bertugas di lapangan, ibadah merupakan prioritas, sebagai ungkapan syukur kepada Sang Khalik," ujar Mahmud.
"Sebagai pimpinan, hal seperti ini selalu saya sampaikan kepada anggota, agar tugas yang kita kerjakan mendapat rida-Nya," jelasnya.
Â
Advertisement
9 Hari Tidur di Hutan
Para prajurit TNI tampak kelelahan setelah memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Desa Pulau Gelang, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
Bahkan demi bisa memadamkan api, 25 prajurit TNI rela tidur di hutan selama sembilan hari.
Danramil 01/Rengat Kapten Inf Legimin mengatakan, prajurit mengalami kesulitan saat mengatasi kebakaran lahan gambut.
"Kami malam di hutan, dan sudah memasuki malam ke sembilan," kata Legimin.
Sebanyak 25 prajurit ini terdiri dari Koramil 01/Rengat jajaran Kodim 0302/Inhu dan BKO dari Arhanud 13 B Pekanbaru. Mereka bermalam dengan dibekali senjata api, untuk berjaga-jaga jika ada binatang buas yang melintas.
"Karena yang namanya hutan kan pasti banyak hewan buas. Salah satunya beruang yang sering dilihat masyarakat setempat," pungkas Legimin.
Â
Padamkan Api yang Hampir Dekati Pemukiman Warga
Prajurit TNI juga berupaya padamkan api yang membakar lahan gambut di Pekanbaru, Riau.
Bahkan, titik api hampir mendekati pemukiman warga di Jalan Handayani, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau yang jaraknya sekitar 300 meter.
Lahan gambut memang mudah sekali terbakar, alhasil prajurit TNI mengalami kesulitan memadamkan api di tempat tersebut. Belum lagi angin kencang dan cuaca yang panas membuat api lebih cepat membakar belukar kering.
Pemadaman ini dilakukan oleh prajurit TNI Koramil 06/Sukajadi jajaran Kodim 0301/Pekanbaru. Pemadaman ini juga dibantu oleh petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru.
Â
Advertisement
Alami Luka
Kopka Marinir Iman Mustafa, prajurit TNI AL yang bertugas di pulau Derawan terluka di kepala dan patah tulang bahu kiri usai tertimpa patahan kayu pohon saat membantu memadamkan karhutla. Ia pun dirawat inap di RSUD Abdul Rivai, Tanjung Redeb, Berau.
Peristiwa itu terjadi Rabu, 4 September 2019 malam sekira pukul 20.30 WITA. Kopka Iman dan tim TNI-Polri menyeberangi laut ke Tanjung Batu untuk memadamkan kobaran api karhutla di kawasan hutan Tanjung Batu.
Saat memadamkan api di malam gelap buta, tiba-tiba Kopka Iman tertimpa patahan kayu kering dan rapuh dari pepohonan. Seketika dia sempat merintih kesakitan.
"Iya, kejadian itu benar. Pak Iman tertimpa kayu," kata Kapolsek Derawan Iptu Koko Djumarko.
Dia menerangkan, sebelum kejadian nahas itu, memang kawasan hutan di Tanjung Batu, terdapat lebih 5 titik Karhutla.
"Tim yang ke lokasi, berpencar. Karena ada 9 titik api di Tanjung Batu. Gelap, saat itu memang gelap sekali karena di hutan. Jadi, tiba-tiba ada suara patahan kayu di pohon, menimpa Pak Iman," ujar Koko.
"Setelah tertimpa itu, sempat dibawa ke Puskesmas Tanjung Batu. Tapi kemudian, dirujuk ke RSUD Abdul Rivai karena luka di bagian kepala, dan tulang bahu kiri patah," tukasnya.
Â
Reporter : Fellyanda Suci Agiesta
Sumber : Merdeka.com