Sukses

Filter Dipasang, Kepsek SDN Cilincing 07 Pagi Minta Solusi Jangka Panjang

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Cilincing, Jakarta Utara Momon Sulaeman menjelaskan, saat ini pemasangan filter di SD sudah hampir selesai.

Liputan6.com, Jakarta - Udara segar kini mulai bisa dinikmati para siswa SDN Cilincing 07 Pagi, Jakarta Utara. Asap polusi akibat industri pembakaran arang dan peleburan aluminium yang yang tadinya mengganggu mereka mulai bisa diatasi.

Kepala Sekolah SDN 07 Cilincing, Juhaedin menyatakan berterima kasih atas pemasangan filter yang dilakukan oleh pihak Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Cilincing, Jakarta Utara. Sebab, asap polusi udara memang sudah sangat mengganggu kegiatan pembelajaran.

"Memang benar sangat mengganggu. Tapi bukan artinya dasar informasi keadaan udara hanya kita yang ditanya, semua yang di lingkungan sini mengatakan seperti itu," ujar Juhaedin saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (18/9/2019).

"Bau menyengat dan mengganggu pada saat aktivitas pembelajaran, kemudian pada saat aktivitas pembakaran 24 jam. Memang itu benar," lanjut dia.

Juhaedin mengatakan, pihak Pemprov DKI Jakarta nantinya juga harus memikirkan solusi jangka panjang atas masalah polusi udara ini. Artinya, suatu jalan keluar yang bisa menguntungkan baik pihak sekolah maupun pengusaha industri harus ditemukan.

"Mudah-mudahan bukan cuma solusi ini, tapi pemerintah juga beri solusi terbaik yang saling menguntungkan," ungkap dia.

Dia menuturkan, sekolah SDN 07 Cilincing sudah berdiri sejak tahun 1996. Kegiatan pembakaran memang sudah ada sejak sebelum sekolah berdiri, namun seiring berjalannya waktu, penduduk sudah mulai memenuhi area Cilincing, Jakarta Utara.

"Perkembangan lingkungan, dan semakin padatnya penduduk yang mencari tempat tinggal ke pinggiran akhirnya sekarang sudah menjadi polusi yang mengganggu untuk masyarakat. Kalau dulu memang merasa aman karena tidak ada penduduk kan," ungkapnya.

Juhaedin pun mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk menghentikan aktivitas pembakaran pabrik guna menjaga kualitas udara. Menurutnya, surat perintah pemberhentian itu sudah dikeluarkan oleh kelurahan dan camat.

"Terima kasih yang telah dilakukan oleh Pak Gubernur melalui Kepala Dinas Provinsi DKI Jakarta dengan pemasangan filter, ya bekerjasama juga dengan pihak SMK Negeri 04 Jakarta ya, nah dengan itu berarti kan 07 punya solusi pendek bahwa kelas itu sudah steril," imbuh Juhaedin.

Sekarang ini, aktivitas pembakaran sudah jauh berkurang daripada sebelumnya. Selain itu, terkait kesehatan siswa, Juhaedin berharap dengan ini para siswa bisa lebih konsentrasi belajar dan jadi lebih sehat.

Juhaedin menegaskan, pihaknya akan bekerjasama dengan pihak puskesmas bila ada siswa yang tiba-tiba mengalami gangguan pernapasan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pemasangan Filter

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Cilincing, Jakarta Utara Momon Sulaeman menjelaskan, saat ini pemasangan filter itu sudah hampir selesai.

"Kemarin kan ada tujuh ruangan kelas kan akan dipasang, nah mungkin hari ini (selesai). Dari kemarin sudah sedang proses, selanjutnya besok pagi. Siang mungkin selesai," kata Momon saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (18/9/2019).

Dia menjelaskan, filter yang dipasang yakni berupa kain flanel atau kasa untuk menutup setiap ventilasi udara di ruang kelas. Kemudian, dua unit exhaust fan juga dibangun di setiap ruangan.

Kipas angin dengan air juga tak lupa disiapkan untuk menjaga kesegaran udara. Selain itu, sebuah akuarium juga diletakkan di dalam ruangan agar ada produksi oksigen.

"Jadi exhaust fan untuk mengembalikan udara yang tidak sehat dari dalam kelas keluar, kemudian kipas angin untuk meniup udara yang melalui ventilasi-ventilasi tadi,” tutur Momon.

"Kami ingin kelas-kelas itu sehat meskipun mungkin di luar ada udara tidak sehat. Kita ingin melindungi anak-anak supaya belajar dengan nyaman dan sehat," lanjut dia.

Momon menjelaskan, hal ini juga merupakan upaya antisipas menjaga kesehatan anak di kemudian hari. Sebab, dampak dari asap polusi terhadap saluran pernapasan berjangka panjang.

"Jadi kalau mungkin sekarang sehat-sehat, nggak tau kita mungkin sebulan atau setahun yang akan datang. Tapi kita akan berupaya untuk menyehatkan udara di lingkungan kelas," ucap Momon.

Momon menyampaikan, pihak sekolah pun sangat menyambut baik pemasangan filter ini. Terutama karena biaya pemasangan exhaust fan yang terbilang cukup mahal bisa ditanggung oleh Dinas Pendidikan Wilayah.

Pemasangan pun menggunakan tenaga para siswa SMK Negeri 04 Jakarta.

"Di SMK kan ada jurusan bangunan, nah mereka yang mengerjakan dibimbing oleh guru-gurunya. Kami insyallah hasilnya juga tidak kalah dengan yang profesional. Itu kan bentuk kolaborasi antara SD dengan SMK," dia mengakhiri.