Sukses

Horor Sampah di Sungai Kali Baru Bogor Berakhir, Kini Longsor Mengancam

Tumpukan sampah itu menjadi viral hingga terdengar ke pemerintah pusat, termasuk Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Liputan6.com, Bogor - Pada 2 September 2019, tim Satgas Naturalisasi Ciliwung menemukan tumpukan sampah di Sungai Kali Baru, Cilebut Timur, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sampah yang menggunung menutupi aliran sungai yang membentang hingga wilayah DKI Jakarta itu kemudian viral di media sosial.

Foto-foto yang diunggah ke media sosial Instagram memperlihatkan betapa tercemarnya anak Sungai Cisadane itu. Berbagai jenis sampah menumpuk di aliran sungai, mulai dari styrofoam bekas kemasan buah impor, plastik, botol plastik bekas air mineral dan minuman ringan dari berbagai jenis.

Demikian pula karung berisi bekas bungkus permen menyatu dengan ranting pohon dan kayu yang terbawa hanyut dari hulu, seperti membentuk sebuah daratan. Sementara, kantong plastik berisi sampah rumah tangga yang sudah membusuk, kasur, ban bekas serta berbagai jenis sampah lainnya berserakan di kiri kanan tepi sungai.

Begitu pula di wilayah hulu Sungai Kali Baru, yakni Sungai Cipakancilan. Saat menyusuri sungai dengan 4 perahu karet, sebanyak 21 peserta dari Satgas Naturalisasi Ciliwung, BPBD dan relawan disuguhi pemandangan sampah yang berserak di tepian sungai atau menumpuk membusuk di beberapa titik di kanan-kiri bantaran.

"Diperkirakan dari titik awal sampai akhir perjalanan ada sekitar 100 titik tumpukan sampah di kiri kanan bantaran. Paling parah di Sungai Kali Baru sekitar daerah Jambu Dipa, Cilebut Timur. Perahu kami tidak bisa melintas karena tertutup gunung sampah di aliran sungai," ujar Suparno, anggota Satgas Naturalisasi Ciliwung, beberapa waktu lalu.

Tumpukan sampah itu menjadi viral hingga terdengar ke pemerintah pusat, termasuk Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Istri Presiden Jokowi ini kemudian memerintahkan TNI AD melakukan aksi bersih-bersih sampah di aliran sungai itu.

"Setelah mendapat perintah dari pusat kita langsung bergerak menerjunkan prajurit TNI AD," kata Pasiter Korem 061 Suryakencana, Letkol Asep Muspidah.

Di bawah komando Korem 061 Suryakancana, ratusan prajurit TNI menggelar operasi militer non-perang untuk menyelesaikan misi penyelamatan lingkungan, khususnya sampah untuk mengantisipasi banjir dan longsor saat musim hujan tiba.

Prajurit TNI dibantu unsur masyarakat, instansi pemerintahan Kota dan Kabupaten Bogor berjibaku mengangkat tumpukan sampah sepanjang 8 kilometer di aliran sungai tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Titik Rawan Longsor

Untuk membersihkan sampah, mereka harus menyelam hingga bergelantungan menggunakan tali di tebing tepi sungai yang curam. Tim lainnya memasang pagar dan spanduk imbauan agar masyarakat untuk tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa.

Seminggu kemudian, misi selesai. Sekitar 305 ton sampah berhasil diangkat dari sungai kemudian dibawa ke tempat pembuangam akhir sampah Galuga.

"Setiap hari kita angkut 17 truk sampah berkapasitas 3,5 sampai 4 ton," ujar Hasanudin, koordinator truk sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor.

Wajah Sungai Cipakancilan hingga Kali Baru, Bogor, kini mulai tampak berbeda dari sebelumnya. Keberadaaan pasukan TNI telah membuat aliran sungai tersebut menjadi bersih dan asri.

Sampah yang sebelumnya menggunung di aliran sungai tepatnya di Kampung Jambu Dipa, Cilendek Timur pun sudah bersih. Hanya saja, bongkahan turap yang longsor beberapa waktu lalu masih dibiarkan menjulang di tengah aliran sungai itu.

Sementara sejumlah titik tepi sungai tepat di pinggir jalan ditutup menggunakan jaring. Sedangkan, beberapa titik lokasi rawan longsor diberi pembatas menggunakan bambu dan berier. Sebab, ada badan jalan dibeberapa lokasi sudah menggantung akibat erosi sehingga membahayakan pengguna jalan.

"Kekhawatiran sekarang kalau hujan takut longsor, Pak. Soalnya banyak bahu jalan di ujung bibir sungai sudah menggantung," ujar Sodikin, warga Cilebut Barat, Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Warga berharap, pemerintah daerah segera membangun turap agar tidak terjadi longsor dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

"Ini kan jalan ramai, banyak kendaraan lewat. Bahaya sekali kalau tidak segera ditangani," ucap warga Cilebut Timur itu.

Â