Sukses

Budayakan Bersepeda, Pemprov DKI Disarankan Gelar Festival Sepeda

Pemprov DKI juga disarankan mengadakan hari bersepeda dalam satu minggu sekali.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna menyarankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sering menggelar festival sepeda untuk membumikan budaya bersepeda di Jakarta.

"Pemprov DKI perlu melakukan festival naik sepeda, ada lomba sepeda, ada lomba sepeda hias. Jadi manfaatkan itu," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Sabtu 21 September 2019.

Untuk memeriahkan itu, lanjut Yayat, Pemprov DKI bisa menggandeng beberapa dinas terkait, misalnya dinas pendidikan agar mengajak anak-anak sekolah ikut bersepeda.

"Terus dinas olahraganya harus ngajak, kemudian dinas kebudayaan harus ngajak. Jadi semuanya harus turun. Kita mah kalau enggak didorong-dorong enggak akan pernah muncul," tegas Yayat.

Yayat melanjutkan, Pemprov DKI juga bisa mengadakan hari bersepeda dalam satu minggu sekali. Misalnya Hari Jumat Bersepeda.

"Atau bike to school naik sepeda sepanjang jalan itu. Ya kan banyak, bike to work, bike to fun," jelas Yayat.

Yayat memandang festival sepeda untuk merangsang masyarakat mencintai budaya bersepeda. Karena menurutnya masyarakat Indonesia menyukai hal-hal yang berbau euforia.

"Orang Indonesia kalau enggak rame-rame itu enggak rame," seloroh Yayat.

Yayat juga menyarankan supaya Pemprov DKI mengadakan tempat penyewaan sepeda di beberapa titik. Lokasinya bisa di dekat halte angkutan umum supaya masyarakat bisa mengakses halte dengan menggunakan sepeda.

"Nanti dibayar pakai pin, catet nama siapa, nomor sepedanya, pakai GPS. Selesai," saran Yayat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kendala Pesepeda

Yayat melihat ada beberapa kendala yang dihadapi para pesepeda saat beraktivitas. Misalnya saja tidak adanya ruang untuk para pesepeda seusia mengayuh pedal sepedanya.

Bersepeda adalah aktivitas yang cukup memicu keluarnya keringat. Maka jika seseorang itu akan ke kantor, otomatis perlu mandi terlebih dahulu seusai mengayuh sepedanya.

"Jadi orang habis naik sepeda ke kantor gue mau mandi di mana nih. Mau nyimpen sepeda di mana nih, mau sarapannya di mana," katanya.

Oleh karenanya, Yayat memandang kebutuhan club house bersepeda sangat dibutuhkan guna merangsang budaya bersepeda di Jakarta.

"Kalau tidak ada itu ya susahlah," ucapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menggagas gerakan Jakarta Ramah Bersepeda. Untuk itu akan dibangun 63 kilometer jalur sepeda dalam tiga fase.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan, pembangunan jalur sepeda fase pertama sepanjang 25 kilometer diutamakan di jalur yang terkena kebijakan ganjil genap.

"Di jalur yang ganjil genap kita siapkan jalur sepeda dan juga ada pembatasnya sehingga pesepeda terlindungi,"kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2019).

Pada Jumat pagi, Anies dan sejumlah pejabat Pemprov DKI Jakarta dan komunitas gowes bersepeda dari Velodrome, Rawamangun menuju Balai Kota sekaligus mengecek jalur sepeda di sepanjang jalan yang dilalui. Anies mengatakan di sepanjang jalur itu, ada yang belum diberi marka karena aspalnya diganti.

"Kita menunggu aspalnya diganti dulu dalam beberapa waktu ini. Minggu-minggu ke depan diganti sesudah itu baru dipasang penandanya supaya tidak kerja dua kali," ujarnya.

Tak hanya 63 kilometer, Anies berharap ruas jalan lainnya di Jakarta juga memiliki jalur sepeda. Memang, kata Anies, ada jalan yang bisa dipasangi pembatas untuk jalur sepeda karena lebar, tapi ada juga ruas jalan tak terlalu lebar dan hanya cukup diberi marka. Pihaknya akan merancang format untuk jalur sepeda di jalan sempit ini.