Liputan6.com, Jakarta - Pihak kepolisian mengamankan ratusan mahasiswa eksodus yang terlibat kerusuhan di kawasan Expo Waena, Jayapura, Papua. Atas peristiwa itu, satu anggota TNI dan tiga mahasiswa meninggal dunia.
"Sudah diamankan 318 mahasiwa yang diduga ikut melaksanakan tindakan anarkis maupun terlibat di dalam kegiatan demo yang spontanitas tersebut," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019).
Menurut Dedi, bentrokan tersebut terjadi mendadak dan membabi buta. Padahal, awalnya para mahasiswa eksodus sepakat untuk tidak lagi menduduki auditorium Universitas Cendrawasih (Uncen).
Advertisement
"Setelah damai, menuju Expo Jayapura. Kondisi saat itu kondusif, kita masih mendalami siapa yang memprovokasi," jelas dia.
Sejauh ini, sebanyak 20 orang mengalami luka-luka dan 6 personel brimob masih dalam kondisi kritis. Seluruhnya menjalani penanganan di Rumah Sakit Bhayangkara Papua.
"Tinggal dipilah-pilah siapa yang terlibat penganiayaan, provokasi, atau ikut-ikutan saja. Malam ini juga," Dedi menandaskan.
Benny Wenda Diduga Terlibat
Dedi menyampaikan, penyerangan yang dilakukan mahasiswa eksodus terhadap aparat TNI Polri di Jayapura, Papua, tidak lepas dari peran Benny Wenda (BW).
"Desain seperti ini tidak luput dari peran BW," tutur Dedi.
Benny Wenda merupakan tokoh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang sudah kehilangan status Warga Negara Indonesia (WNI). Dia kini berstatus permanent resident di Inggris.
"KNPB itu langsung memiliki pemain lapangan, AMP (Aliansi Mahasiswa Papua). Nah AMP inilah yang digunakan untuk memprovokasi masyarakat maupun mahasiwa Universitas Cendrawasih," jelas dia.
Atas kerusuhan tersebut, satu anggota TNI dan tiga mahasiswa eksodus meninggal dunia. Sementara 20 orang luka-luka dan 6 anggota brimob mengalami kondisi kritis.
"Situasi malam ini sudah berhasil diamankan aparat TNI Polri di Jayapura. Situasi sudah berangsur kondusif dan kita mengimbau jangan percaya dengan berita hoaks yang disebarkan di masyarakat untuk membuat suasana panas dan menyebabkan kerusuhan," Dedi menandaskan.
Advertisement