Liputan6.com, Jakarta - Demonstrasi yang berlangsung di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019), berlangsung ricuh.
Menko Polhukam Wiranto mengatakan akan memberikan keterangan pada hari ini, Selasa 24 September 2019.
Baca Juga
"Secara rinci nanti karena disampaikan oleh Humas Kapolri atau besok setelah kita dapat laporan lengkap, kita sampaikan ke masyarakat agar tidak sampai keliru. Karena saya ingin penjelasan ini betul-betul profesional ya, tidak sembarangan menyangkut keamanan nasional," kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Advertisement
Meski demikian, dia mengindikasikan apa yang terjadi di Wamena, menyangkut sidang Majelis Umum PBB yang akan dibuka awal pekan ini, dengan berbagai latar belakang krisis, konflik, dan instabilitas yang menyelimuti dunia.
"Pasti ini menyangkut apa yang sedang kita laksanakan di New York," jelas Wiranto.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menilai ada indikasi provokasi dari pihak asing terkait kerusuhan di Wamena, Papua. Dia mengungkapkan, ada pihak yang ingin membuat Indonesia melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat.
"Setidak-tidaknya ada provokasi dari dalam, tetapi provokasi asing juga ada indikasi ke sana. Keterlibatan asing ada indikasi," katanya di Istana Merdeka, Senin (23/9/2019).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sengaja Dipancing
Menurutnya, Indonesia sengaja dipancing untuk melakukan pelanggaran berat. Sehingga penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Papua ditangani oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf A Rodja menyebutkan bahwa aksi demonstrasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, karena isu hoaks atau berita yang tidak benar.
"Wamena pada minggu lalu ada isu bahwa, ada seorang guru mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas melakukan aksi demonstrasi atau unjuk rasa pagi tadi," kata Rudolf.
Advertisement