Sukses

Sejumlah Mahasiswa Pendemo Terkapar di Stasiun Palmerah

Lima mahasiswa itu mengeluhkan sesak napas, batuk, lemas dan pusing, selanjutnya petugas Stasiun Palmerah membantu memberikan perawatan medis.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak lima mahasiswa terkapar di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, akibat kehabisan oksigen setelah terkena asap gas air mata saat perjalanan balik dari aksi menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) di depan Gedung DPR RI, Selasa (24/9/2019).

Lima mahasiswa tersebut terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan yang berasal dari pergurungan tinggi berbeda.

Dilansir dari Antara, tiga mahasiswa asal STMIK Bani Saleh Bekasi, satu mahasiswa dari STIKES Bani Saleh, dan satu orang mahasiswa dari ISIP Jakarta.

Lima mahasiswa itu mengeluhkan sesak napas, batuk, lemas dan pusing, selanjutnya petugas Stasiun Palmerah membantu memberikan perawatan medis.

Dua orang mahasiswa laki-laki ditandu karena kondisinya cukup lemah dan tiga mahasiswa lainnya dibopong ke pintu masuk stasiun yang dijadikan posko darurat.

Tiga tim medis Stasiun Palmerah memberikan pertolongan pertama kepada mahasiswa yang mengalami sesak napas, pusing dan lemas.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Mulai Pulih

Irma (21) mahasiswa STMIK Bani Saleh Bekasi mengaku terkena asap gas air mata saat berjalan pulang dari DPR RI ke Stasiun Palmerah.

"Saya tadi kena asapnya gas air mata padahal kita sudah berjalan pulang, langsung mual, perih dan sesak napas," kata Irma.

Hingga berita ini diturunkan sebanyak empat mahasiswa sudah berangsur pulih kondisinya setelah mendapatkan pertolongan pertama dan oksigen dari petugas kesehatan di stasiun.

Sisa satu orang mahasiswa dari STMIK Bani Saleh Bekasih masih dirawat menggunakan infus di tempat tidur darurat.

Saat berita ini diturunkan situasi di Stasiun Palmerah padat oleh mahasiswa dan penumpang kereta yang jam pulang kerja.