Sukses

Ketua DPR ke RS Pelni Jenguk Mahasiswa Korban Demo

Bamsoet mengatakan, kondisi mahasiswa bernama Faisal sudah stabil usai menjalani operasi di bagian kepala dan bahu.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyambangi Rumah Sakit Pelni, di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat. Kedatangannya untuk membesuk mahasiswa yang dirawat pasca kericuhan unjuk rasa di depan Gedung DPR /MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

"Saya baru dapat kabar tadi malam bahwa ada dari adik-adik saya dari Universitas Pancasila, Satma dan pelajar pemuda Pancasila yang terluka, karena demo tadi malam. Saya ingin melihat keadaannya sejauh mana luka yang diderita oleh adik saya," kata dia di lokasi, Rabu (25/9/2019).

"(Faisal Amir) Saya sudah cek dari Universitas Al Azhar kondisinya mulai stabil, saya monitor terus adik-adik yang terluka terutama, saya dari sini pun akan menengok petugas baik kepolisian maupun TNI yang terluka saya melihat sejauh mana luka yang mereka alami, saya juga mendengar korban dari akibat lemparan batu dan bentrokan," sambung Bambang.

Pria yang kerap disapa Bamsoet ini mengatakan, kondisi Faisal sudah stabil usai menjalani operasi di bagian kepala dan bahu. Mahasiswa itu pun, kata Bamsoet, sudah berinteraksi pascadioperasi yang berlangsung tadi malam.

Dia mengaku, bertemu dengan orang tua Faisal di rumah sakit. Pihak keluarga berharap Faisal cepat pulih. 

"Tadi ibunya juga menyapa Faisal dan Faisal memberikan respons dengan membuka matanya sedikit tadi, jadi mudah-mudahan kita doakan semoga adik kita ini lekas sembuh dan kembali beraktivitas," harap Bamsoet.

Dia mengatakan, seluruh tagihan pengobatan mahasiswa selama di rumah sakit ditanggungkan kepadanya. "(Bantuan) Pasti, saya minta rumah sakit itu menagihnya itu ke saya," pungkas Bamsoet.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Faisal Ditemukan Terluka

Faisal Amir ditemukan dalam kondisi kritis saat kerusuhan demo mahasiswa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pecah pada Selasa, 24 September 2019 sore. Faisal merupakan salah satu mahasiswa peserta aksi demonstrasi di depan Gedung DPR.

Mahasiswa berusia 21 tahun itu ditemukan dalam kondisi lemah dengan luka parah di kepala dan beberapa bagian tubuhnya. Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia itu pun harus dioperasi kepala dan tulang bahunya yang patah diduga akibat benturan benda tumpul.

Mahasiswa di Depan Gedung DPR Ibu Faisal, Siti Asmah Ratu Agung, mengatakan dirinya mendapatkan kabar dari teman-teman anaknya sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, Faisal sudah dibawa ke RS Pelni untuk mendapatkan tindakan medis.

Asmah bercerita, saat kerusuhan pecah sekitar pukul 16.00 WIB, Faisal berusaha menyelamatkan rekan-rekannya. Dia mencari lokasi yang aman untuk teman-temannya berlindung. 

"Kan, waktu itu kacau, jadi pengin selamatkan teman-temannya, dia cari lokasi aman," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Namun, Faisal justru terpisah dari kelompoknya dan hilang. Dia baru ditemukan sekitar pukul 18.00 WIB dalam kondisi kritis.

"Jadi anak saya berupaya menyelamatkan diri dan melindungi teman-temannya. Rencananya mau dibawa ke Hotel Sultan, ternyata sudah hilang. (Hilang) jam 5 sore sampai jam 6," tutur Asmah.

Asmah yang menerima informasi dari rekan anaknya langsung menuju ke RS Pelni, Jakarta. Tim dokter membutuhkan persetujuannya segera untuk melakukan tindakan operasi pada kepala akibat perdarahan selaput otak dan patah tulang pada bahu.

Operasi berlangsung sejak Selasa pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB pagi tadi. "Sudah dioperasi, sudah sadar, tapi dikasih obat tidur supaya tenang," kata Asmah.

Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR semula berlangsung damai. Kepolisian menyebut, kerusuhan bermula saat keinginan mereka menghadirkan pimpinan DPR di tengah-tengah massa tidak dipenuhi.

Sekitar pukul 16.05 WIB, sebagian massa mulai merusak pagar Gedung DPR. Kepolisian pun menembakkan meriam air atau water cannon untuk memukul mundur massa. Namun, massa tetap berusaha merangsek masuk ke Gedung DPR.

Aksi saling dorong antara aparat dengan mahasiswapun tak terhindarkan. Polisi kemudian melontarkan gas air mata ke arah massa. Kerusuhan semakin menjadi-jadi dan meluas hingga ke kawasan Gelora Bung Karno.

 

Reporter: Ronald Chaniago

Sumber: Merdeka