Liputan6.com, Jakarta - Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Asep Saefuddin, meminta pelaku penganiayaan yang dialami mahasiswanya, Faisal Amir ditemukan. Faisal merupakan mahasiswa UAI yang ditemukan terkapar saat ikut demo di DPR.
"Tentu kalau soal pelaku karena kita juga tidak tau, kalau ada kejadian yang disengaja kalau lah ditemukan harus ada penindakan tegas dan itu tugas pemerintah," kata Asep saat ditemui di UAI, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2019).
Baca Juga
Kemudian, soal investigasi internal pihaknya menyerahkan kepada keluarga dan alumni kampus guna mengetahui penyebab Amir bisa pendarahan otak.
Advertisement
"Kalau pernyataan investigasi internal sebelumnya belum tereksplisitkan, pernah diskusi dengan keluarganya, sebenarnya yang melakukan pencarian fakta itu adalah pihak keluarga dan alumni," tuturnya.
Asep menegaskan, pihak kampus siap memberikan dukungan kepada keluarga Faisal Amir. Fakultas hukum UAI siap membantu keluarga supaya kasus itu terang benderang demi kebaikan bersama.
"Kita semua tidak menuduh siapapun, tapi ini harus bersih, karena kami tidak menginginkan adanya kejadian yang menimpa mahasiswa UAI, tentu juga mahasiswa lainnya se-Indonesia jangan sampai ada kejadian yang kita tidak inginkan," tandasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ditemukan Kritis
Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia ditemukan dalam kondisi kritis saat kericuhan antara demonstran dengan aparat keamanan pecah di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta dan sekitarnya, Selasa 24 September 2019.
Mahasiswa berusia 21 tahun itu terpisah dari rekan-rekannya yang berpencar saat dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian. Sekitar pukul 18.00 WIB, Faisal ditemukan dalam kondisi kritis dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta.
"Saya dapat kabar jam 18.00 WIB hari Selasa, dari temannya bahwa Faisal di rumah Sakit Pelni. Saya berangkat ke rumah sakit. Kondisinya sudah tidak sadar. Dan dokter sudah menunggu untuk tanda tangan persetujuan operasi," ujar ibu Faisal, Siti Asmah Ratu Agung saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/9/2019).
Asmah menuturkan, putranya mengalami pendarahan di selaput otak dan batok kepalanya hingga harus segera diambil tindakan operasi. Selain itu, tim dokter juga mengoperasi tulang bahu yang patah.
Operasi berlangsung sejak Selasa pukul 21.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB pagi tadi. Saat ini, kondisi Faisal sudah berangsur membaik dan mulai siuman.
"Kata dokter (luka akibat) benturan benda tumpul yang sangat keras. (Saat ini) sudah operasi, sudah saar. Tapi dikasih obat tidur supaya tenang," tuturnya.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement