Sukses

Disebut Bodoh oleh Menkumham Yasonna Laoly, Ini Jawaban Menohok Dian Sastro

Dian Sastro menyebut jika dirinya tidak akan bisa dibungkam meski mendapat respon kurang menyenangkan dari Menkumham Yasonna Laoly.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menjawab kritikan Dian Sastrowardoyo atau yang lebih dikenal dengan Dian Sastro terkait RUU KUHP. 

Lewat akun Instagramnya, Dian mengunggah ulang tulisan aktivis Tunggal Pawestri yang memberikan sorotan terhadap sejumlah pasal kontroversial di RUU KHUP.

Salah satunya yakni soal korban perkosaan akan dipenjara selama 4 tahun jika menggugurkan janin hasil perkosaan. 

Yasonna Laoly menjawab kritikan Dian Sastro. Dia menyebut jika Dian Sastro terlihat bodoh, karena belum membaca aturan tersebut secara utuh.

"Dian Sastro tidak membaca UU sebelum komen. Jadi terlihat bodoh. Apa yang disampaikan tidak seperti itu, tapi sudah komentar dan jadi kemana-mana," kata Yasonna Laoly.

Dian Sastro merespon apa yang disampaikan Menkumham. Dia pun memberikan jawaban menohok. 

"Karena lebih baik kita merasa bodoh, dan terus belajar daripada sudah merasa sudah tahu semuanya," tulis Dian Sastro di instagram story.

Tak cukup sampai disitu, Dian Sastro menyebut jika dirinya tidak akan bisa dibungkam meski mendapat respon kurang menyenangkan dari Menkumham Yasonna Laoly. 

"You can call me anything you want. But we shall not be silenced (Anda bisa memanggil saya apa pun yang Anda inginkan. Tapi kita tidak akan dibungkam)," kata Dian Sastro.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Putri Reformasi

Hal ini rupanya menarik perhatian budayawan Sujiwo Tejo. Dia bahkan memberikan gelar 'Putri Reformasi' kepada Dian Sastro atas kritiknya terhadap aturan yang dibuat pemerintah dan DPR.

"Dengan pernyataan Dian Sastro yang begini, maka Republik #Jancukers memberi gelar padanya Puteri Reformasi ..Namanya pun kami ubah dengan tumpeng 8 penjuru angin menjadi: DIAN YANG TAK KUNJUNG PADAM .. nama@panggilannya YANG," tulis Sujiwo Tejo di akun twitternya

 

Reporter: Dian Rosadi

Sumber: MerdekaÂ