Sukses

Potret Pengungsi Korban Kerusuhan Wamena di Posko Sentani Jayapura

Ratusan orang pengungsi terdampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jawawijaya, berada di dalam sebuah gedung serbaguna milik TNI di wilayah Sentani, Jayapura.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan orang pengungsi terdampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jawawijaya, berada di dalam sebuah gedung serbaguna milik TNI di wilayah Sentani, Jayapura. Sebagian dari mereka juga ditempatkan di tenda darurat lapangan masjid sekitaran Kabupaten Sentani.

Diketahui, mereka adalah warga yang tinggal di Wamena, Papua. Mereka diungsikan pasca-kericuhan yang pecah sepekan lalu di Wamena. Rumah dan harta benda mereka, seperti motor atau mobil dibakar sekelompok massa yang mengamuk.

Pantauan di titik posko pengungsian, mereka tinggal dengan keterbatasan. Rusli (41), salah satu pengungsi, mengaku kehidupannya setelah tinggal selama empat hari di pos pengungsian semakin tak menentu.

Bersama seorang istri dan putanya yang berusia 10 tahun, tidak ada aktivitas apapun yang dapat dilakukannya. Namun dia mengaku suplai makanan dan sanitasi bisa terpenuhi.

"Alhamdulillah makan masih ada, air juga," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di gedung serbaguna milik Markas 751 Rider TNI AD, Sentani, Jayapura, Selasa (1/10/2019).

 

 

 

2 dari 4 halaman

Sisi lain, di Posko Masjid Al-Aqsha warga pengungsi membuka dapur umum. Mereka memasak secara bersama untuk membantu persediaan makanan sehari-hari.

3 dari 4 halaman

Untuk meredakan trauma, anak-anak yang ikut diungsikan dari Wamena diajak untuk bermain permainan interaktif oleh Polri, seperti sulap dan bernyanyi.

4 dari 4 halaman

Kapolda Silaturahmi dengan Tokoh Masyarakat

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama, juga perwakilan mahasiswa. Lewat pidatonya, Paulus menyayangkan aksi kerusuhan yang terjadi di Wamena sepekan lalu.

"Ini menjadi tantangan kita bersama untuk ikuti apa sebenarnya permasalahan di lingkungan kita ini," kata Irjen Paulus di Hotel Grand Allison, Sentani, Jayapura, Selasa (1/10/2019).

Paulus bercerita, dampak yang terjadi saat ini tak dipungkiri berawal dari gesekan di masyaraam yang sebelumnya terjadi. Seperti di Surabaya dan Madura.

Viralnya pemberitaan media sosial yang simpang siur tambah memperkeruh dan mengesampingkan berita yang tervalidasi.

"Padahal Pak Gubernur dan Pak Bupati di sini sudah sungguh-sungguh meluruskan untuk itu, makanya ada apa ini?" ujar Paulus.

Paulus mengungkap tugasnya untuk kembali menjabat sebagai Kapolda Papua tidaklah mudah. Tantangannya diakui berbeda dengan empat atau lima tahun lalu saat dirinya dipercaya di jabatan yang sama.

"Saya pribadi merasa sedikit tertangan karena kok mereka bisa secepat itu percaya dan mengabaikan imbauan pemangku kepentingan, seperti Pemprov dan kabupaten, tak mau ikuti mereka lebih suka berita sosmed," tutur dia.

Karenanya, lewat kegiatan bersama para tokoh hari ini, Irjen Paulus berharap dapat mempererat dan menormalisasi kembali situasi di Papua.

"Bersama para tokoh ini kita runah pola menjalin kedekatannya terutama dengan anak-anak muda," Paulus menandasi.