Liputan6.com, Palembang - Kepolisian di Sumatera Selatan (Sumsel) secara intens melakukan sosialisasi pembinaan dan penyuluhan terkait pencegahan bahaya radikalisme kepada pelajar. Hal itu mencakup sekolah umum hingga pondok pesantren.
Salah satunya yakni di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kapolres OKI AKBP Donny Eka Saputra menyebut saat ini wilayahnya tidak ditemukan gerakan radikalisme meskipun terdapat tiga napi teroris di lembaga pemasyarakatan.
"Meski demikian kami tetap mewaspadai dengan melakukan pendekatan humanis dan pemberdayaan masyarakat. Kita melalui Polsek dan Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) melakukan kunjungan rutin dan pembinaan deradikalisasi," kata Donny, Kamis (3/10/2019).
Advertisement
Kegiatan sosialisasi itu melalui Bhabinkamtibmas yang rutin dilakukan setiap minggunya. Selain itu bersama pemerintah kabupaten (Pemkab) melalui camat dan lurah juga terus melakukan sosialisasi mengenai kerawanan akan radikalisme kepada masyarakat.
Donny juga menyebut pihaknya bersama lembaga terkait juga tetap melakuan pengawasan untuk mantan napiter yang telah kembali ke masyarakat.
"Sebab masih ada dari mereka yang belum mau berbaur dengan masyarakat. Ada juga yang sudah bertani karet dan membuka warung kelontong," ucapnya.
Selain di Kabupaten OKI, Polres Ogan Ilir dan Polres Prabumulih juga melakukan sosialisasi yang sama. Wakapolres Ogan Ilir, Kompol Nila Nasution menyatakan di wilayahnya terdapat 17 pondok pesantren.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kunjungan ke Ponpes
Dia menyebut kondisinya aman dan kondusif dari bahaya radikalisme. Kegiatan sosialisasi juga seringkali dilakukan di masyarakat.
"Apalagi kita dari Polres, Polsek serta Bhabinkamtibmas selalu berkunjung ke Ponpes yang ada di sini," jelasnya.
Â
Advertisement