Sukses

Jurus Farah Putri, Anggota Termuda DPR Jaga Amanat Rakyat

Farah Putri sebagai angoota termuda di DPR, dia meceritakan ketertarikannya dalam dunia politik sehingga menyalonkan dieri sebagai anggota legislatif.

Liputan6.com, Jakarta - Farah Putri Nahlia namanya. Dia adalah salah satu anggota DPR periode 2019-2024 yang termuda. Di usia 23 tahun, dia berhasil berhasil meraih suara tertinggi di Dapil IX (Subang, Majalengka, Sumedang) Jawa Barat, yakni 113.263 suara.

Saat hadir dalam program Dear Netijen Liputan6.com, dia mengungkap memang tertarik dengan politik sejak muda. "Politic is fine," kata Farah, Jumat (4/10/2019).

Sejak kecil, Farah tertarik dengan pelajaran tentang kenegaraan. Oleh karena itu, ketika kuliah hingga S2, dia memilih jurusan Politik Hubungan Internasional.

Dia mulai memantapkan niat untuk membantu sesama ketika magang di Kementerian Luar Negeri. Meski, saat SMA pun dia sudah aktif menjadi relawan untuk membantu masyarakat di desa terpencil.

Saat magang, dia bertemu dengan tenaga kerja Indonesia di Arab yang tidak bisa pulang selama 13 tahun.

"Mereka lost contact dengan keluarga dan saya membantu memulangkan, dari sanalah saya suka menjalani kehidupan sosial," ujar Farah Putri Nahlia.

Hal ini pula yang mendasarinya untuk berani terjun ke politik dan maju menjadi calon anggota DPR. Dia berkeinginan untuk membantu masyarakat luas.

"Itu tujuan hidup saya dan saya yakin kita hidup untuk membantu orang," ujar Farah.

Untuk menjaga amanat rakyat, dia berkomitmen membantu masyarakat di dapilnya melalui Rumah Aspirasi Farah yang ada di setiap kecamatan. Rumah inilah yang akan menjadi wadahnya untuk membantu masyarakat mulai dari hal terkecil.

"Nantinya akan ada les gratis untuk anak-anak setiap sorenya. Meski suguhannya cuma nasi goreng dan teh manis, tapi sangat berguna untuk masyarakat. Lalu, kalau di Jakarta kan sudah familiar dengan pekerjaan freelance, kalau di daerah belum. Nah, melalui relawan, saya juga bertanya inginnya ibu-ibu di sana memiliki keterampilan apa. Nanti yang dipilih paling banyak, kita buatkan pelatihannya," tutur Farah.

Dia berharap, masyarakat tidak memberi cap jelek untuk anggota DPR periode 2019-2024 di tengah kenyataan banyak legislator yang absen saat sidang Kamis 3 Oktober 2019 dan anggota dewan yang tertidur saat rapat.

"Saya berharap masyarakat mau memberi kesempatan kepada kami anggota dewan periode 2019-2024 untuk bekerja. Apalagi kami baru dilantik beberapa hari lalu," kata dia.

Farah pun berjanji tak akan mengecewakan pemilihnya. Dia mengatakan akan "absen" di akun media sosialnya ketika bekerja.

"Saya saat rapat kemarin saja sudah siap-siap bawa kopi banyak biar enggak ngantuk. Soalnya saya perkirakan bakal sampai malam," ujar Farah Putri Nahlia.

2 dari 2 halaman

Soal Parlemen Jalanan

Farah menyayangkan demo anarkistis yang terjadi sebelum pelantikan DPR RI beberapa waktu lalu. Padahal, menurut dia, akar masalah ada pada komunikasi yang kurang baik.

Oleh karena itu, dia ingin membuka forum online. Nantinya, mahasiswa atau masyarakat tidak perlu takut atau bingung untuk menyalurkan aspirasinya.

"Saya memiliki kampus parlemen muda, di mana semua anggotanya para kaum millineal. Di sini kami membuat forum dengan mengangkat isu yang akan dibahas, sehingga dapat dikatakan sebagai jembatan millineal dengan masyarakat," tutur Farah.

Namun, dia berharap, ketika menyampaikan aspirasi masyarakat sudah mengonsepkannya dalam bentuk file. Dokumen itu merupakan buah pikiran yang sudah didiskusikan sebelumnya.

"Kalau hanya teriak-teriak saja kurang maksimal, tolong tunjukkan dengan baik. Masyarakat menyiapkan dan nanti ke depannya pemerintah agar lebih aktif komunikasi dengan masyarakat. Jangan berasumsi terlebih dahulu, tolong dibuka matanya hatinya, banyak parlemen yang bekerja. Ke depannya, saya akan berkomitmen dengan membawa perubahan positif, dan dapat membawa angin segar kepada masyarakat," kata Farah.

 

(Desti Gusrina)