Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah fakta mengejutkan terungkap dari pembunuhan berencana pasangan selingkuh YL (40) dan sang sopir, Bayu (33).
Sebelum menyewa pembunuh bayaran, keduanya berniat membunuh VT (42), suami YL dengan mencampur minumannya dengan racun sianida.
Baca Juga
Metro Sepekan: Viral Kasus KDRT di Jaktim, Polisi Tangkap Istri yang Seret Suaminya Pakai Mobil
Beli Racun Ikan di Online Shop, Wanita di Palembang Bunuh Adik Ipar Pakai Jamu Campuran Pottasium
Kasus Tak Kunjung Terungkap, Ayah Siswi MI Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan di Banyuwangi Wadul Presiden Prabowo dan Kapolri
Keduanya mengaku rencana tersebut terinspirasi saat melihat kasus pembunuhan yang melibatkan Aulia Kesuma dan putranya.
Advertisement
"Jadi yang dia tonton ada kasus mobil yang dibakar di Sukabumi, kemudian TKP-nya ternyata di dalam mobil itu korban sudah dibunuh di Jakarta Selatan," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Budhi Herdi Susianto di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 3 Oktober 2019.
Sementara itu, kondisi VT suami YL yang menjadi korban pembunuhan sang istri dan selingkuhannya kini mulai membaik setelah sebelumnya mengalami luka tusukan di bagian leher.
Berikut fakta-fakta lainnya yang terkuak dari kasus pembunuhan berencana istri dan sopir selingkuhan di di Kelapa Gading, Jakarta Utara:
 Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berawal dari Selingkuhan
Kasus yang melibatkan YL dan BHS alias Bayu terjadi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sebelum rencana pembunuhan tersebut terlaksana, YL menduga sang suami yang merupakan pengusaha di bidang teknologi informasi telah berselingkuh dengan wanita lain.
Selain itu, YL juga berencana menguasai harta suaminya bersama dengan Bayu. Hingga akhirnya tercetus membunuh dengan racun sianida.
Lewat Event di Surabaya Bayu mengaku mengenal YL setahun lalu, sekitar akhr 2018. Kala itu, dirinya tengah menjadi penyelenggara salah satu acara di ibu kota Jawa Timur tersebut.
"Pertama kenal di pelatihan di Surabaya, saya penyelenggara event, istri korban salah satu peserta," kata Bayu saat ditemui di Mapolsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis kemarin.
Dari perkenalkan itu, dia sering sekali berkomunikasi lewat media sosial. Hingga akhirnya mereka saling suka dan jatuh cinta.
Advertisement
Dijadikan Sopir oleh Korban
Dari Surabaya, Bayu lalu diminta YL untuk datang ke Jakarta dan bekerja pada suaminya. Namun, sampai di Jakarta Bayu malah dikerjakan sebagai sopir pribadi korban.
"Saat itu belum ada posisi apa-apa dikerjaan. Tapi suaminya sangat tertarik dengan skill dan kemampuan saya. Ya udah untuk sementara waktu jadi driver, hingga saya kenal keluarga ibu dan bapak (YL dan VT), " kata Bayu.
Di Jakarta, hubungan Bayu dan YL makin erat, hingga melakukan hubungan intim. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki kenyamanan antara sesama.
"Jadi mungkin beliau nyaman dengan saya. Saya pun nyaman komunikasi dengan beliau, jadi deket seperti itu aja," ujar BHS.
Curhatan Berujung Rencana Pembunuhan
Diawali dari curhatan, rencana pembunuhan itu tercetus. Saat itu, YL bercerita ke Bayu tentang kondisi rumah tangganya.
Di tengah cerita itulah Bayu yang merupakan selingkuhan YL, memiliki rencana untuk membunuh suami perempuan itu, VT.
Kala itu, mereka tengah berada di sebuah indekos dan melihat tayangan berita di televisi. Saat itu, tengah ada tayangan soal pembunuhan di Lebak Bulus dengan tersangka Aulia Kesuma.
Di sanalah lalu terbersit untuk membunuh VT dengan racun sianida yang akan dicampur pada minuman korban.
Menurut Kapolsek Kelapa Gading Kompol Jerrold Hendra Kumontoy, VT memiliki kebiasaan mengonsumsi obat vitamin jenis kapsul, jamu dan minuman kaleng beralkohol yang dicampur pada minumannya.
"Memang setiap hari minum barang bukti itu," kata Hendra soal kasus pembunuhan itu.
Kebiasaan korban itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh YL dan Bayu.
Advertisement
Beralih ke Pembunuh Bayaran
Namun, rencana tersebut urung dilakukan lantaran YL istri korban tidak berani melakukannya.
Akhirnya mereka menyewa dua orang pembunuh bayaran berinisial HER dan BK. Sesuai perencanaan, eksekusi terhadap VT dilakukan 13 September lalu di dalam mobil.
"Jadi ada saya, bapak, dan seorang pembunuh bayaran itu. Saya di samping bapak, bapak yang bawa mobil, dia di belakang. Seorang lagi (pembunuh bayaran) di luar. Saat itu saya minta izin karena mual. Lalu terjadi penusukan itu di leher dan perut," pungkas Bayu.
Akan tetapi aksinya gagal. VT berhasil melepaskan diri dan mengemudikan mobilnya menjauhi TKP meskipun sudah ada tiga luka tusukan.
Korban lalu menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan sebelum membuat laporan ke Mapolsek Kelapa Gading.