Liputan6.com, Jakarta Ketua Perempuan Perhimpunan Bravo Lima Kartini Syahrir menyatakan, acara rumpi kebaya yang digagas Kemendikbud positif untuk membangun kecintaan pada kebaya sebagai entitas Indonesia yang bhineka tunggal ika.
Menurut Kartini, gerakan perempuan berkebaya bukan soal style atau fashion, namun juga ikhtiar merawat sekaligus menyebarkan nilai budaya bahwa kebaya adalah salah satu kekayaan Indonesia yang harus dilestarikan.
"Identitas kebangsaan dengan berkabaya adalah bahasa yang sangat sederhana menunjukan saya cinta Indonesia, Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. Inilah kebaya budaya kita yang tidak boleh luntur karena zaman," ujar Kartini melalui keterangan tertulis, Selasa (8/10/2019).
Advertisement
Ketua Perempuan Bravo Lima Tangsel Yanny Irmella menambahkan, acara rumpi kebaya menyoroti perlunya upaya mencintai kebaya sebagai budaya bangsa.
"Pergerakan perempuan kebaya ini sebisa mungkin menjamah generasi milenial, bisa saja di sekolah dengan menggelar fashion show berkebaya misalnya. Saya kira ini menarik," kata Yanny.
Yanny berharap komunitas pencinta kebaya semakin banyak. Sebab, sebagai sebuah gerakan bukan untuk sekedar tampil, tapi bagaimana membangun spirit nasionalisme melalui budaya.
Rumpi Kebaya digelar Istora Senayan, Selasa (8/10/2019). Acara yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yang menghadirkan ratusan perempuan lintas generasi dan organisasi untuk berdiskusi dan berdialog santai dengan Ibu negara Iriana tentang khasanah Indonesia dan gerakan perempuan Indonesia berkebaya.
Â