Liputan6.com, Jakarta - Buaya bukanlah binatang yang jinak. Reptil itu merupakan binatang buas yang seharusnya berada dalam penangkaran atau pun kebun binatang.
Tetapi rupanya, beberapa kali buaya muncul di sungai atau pun kali yang ada di Jakarta. Bahkan, warga sempat dihebohkan adanya dugaan penemuan telur-telur buaya yang berada di tepi Kali Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara.
Berdasarkan pengakuan warga, mereka kerap kali melihat buaya di lokasi tersebut. Namun rupanya, setelah ditelisik, telur-telur itu bukanlah telur buaya melainkan telur Biawak.
Advertisement
Berbeda, di Dermaga Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta Utara warga sekitar sempat melihat kemunculan binatang buas tersebut.
Sama halnya dengan di Kali Grogol, Jakarta Barat. Warga sekitar juga sempat melihat kemunculan buaya.
Berikut penemuan buaya yang mengehebohkan warga DKI Jakarta di berbagai lokasi Ibu Kota dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Buaya di Dermaga Pondok Dayung
Warga Jakarta Utara digegerkan dengan munculnya buaya di Dermaga Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta Utara, Kamis 14 Juni 2018 sekitar pukul 17.30 WIB.
Keberadaan reptil buas yang mendadak itu sempat terekam video warga dan viral di media sosial. Video berdurasi 27 detik ini pun banyak disebarkan dalam pesan singkat.
Tak cukup sekali, buaya tersebut kembali muncul dan menggegerkan warga Sabtu pagi 16 Juni 2018. Satwa buas tersebut muncul lagi di sebelah timur dari lokasi penemuan awal.
Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Laut (P) Agung Nugroho mengaku mendapat laporan mengenai kemunculan kembali buaya berukuran 3 meter tersebut.
"Iya, saya mendapatkan laporan dari Polair tadi pagi ada buaya muncul kembali," kata Agung saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Sabtu, 16 Juni 2018.
Agung menyatakan, Komando Pasukan Katak (Kopaska), penyelam dan Polisi Air telah patroli menyusuri lokasi. Hal itu kata dia, guna meminimalkan kemunculan kembali buaya ke daratan.
"Kita pasukan gabungan patroli hingga ditemukan buayanya. Apalagi Pemprov DKI juga telah meminta adanya kegiatan patroli," jelas Agung.
Agung menambahkan, perburuan dilakukan dengan senjata laras panjang dan menembak bagian belakang kepala buaya.
Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono menyatakan, pihaknya telah memerintahkan Satkopaska, Dislambair serta prajurit satuan Koarmada I di Pondok Dayung untuk penyisiran buaya tersebut.
Tujuannya untuk meminimalkan ancaman bahaya. Koarmada I juga telah menginformasikan pihak-pihak terkait untuk mewaspadai kejadian ini.
"Sampai dengan saat ini personel jaga masih melaksanakan penyisiran untuk mengantasipasi kemunculan buaya tersebut," ujar Agung.
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Darjarmuni menyatakan, dilihat dari perawakannya, hewan jenis reptil itu termasuk buaya muara.
"Kalau benar itu buaya muara, itu bahaya sekali. Karena dia kayaknya diam tapi buas. Nah, kita takut itu ada pasangannya. Makanya kita suruh anak-anak langsung cek," jelas dia.
Sebagai bentuk antisipasi warga, pihaknya sudah koordinasi dengan pihak Ancol. Warga yang telah melihat video itu, dia minta tak nekat mencari-cari keberadaan buaya tersebut.
"Jadi jangan coba-coba main dengan buaya muara. Kita akan cek dan akan diambil langkah," tegasnya.
Advertisement
Kali Grogol
Belum juga ditemukan, warga di sekitar Kali Grogol dihebohkan oleh kemunculan kawanan buaya.
Beberapa ekor buaya terlihat oleh warga di Kali Grogol, tepatnya di Jalan Latumenten, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kemunculan buaya itu dibenarkan oleh Ajun Komisaris Besar Rensa Aktadivia selaku Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Rensa menjelaskan, seorang saksi yang melihat adalah Kepala Pos Polisi (Kapospol) bernama Johan Tambing. Dia menyaksikan kemunculan buaya itu sekitar pukul 08.30 WIB.
"Pak Johan Tambing lihat dan sempat rekam pakai handphone. Lokasi di depan Stasiun Kereta Api Grogol, di situ kali yang sudah dibeton," kata Rensa kepada Liputan6.com saat dihubungi, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
"Terus anggota cek sekitar jam 9," ujar Rensa.
Dia mengatakan jumlah buaya yang diduga ada di Kali Grogol itu masih simpang siur. Menurut kesaksian Johan dan beberapa warga berbeda.
"Info sementara dari warga tiga ekor. Tapi yang dilihat Pak Johan tambing hanya 2 ekor," ujar Rensa.
Terkait insiden ini, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. "Kami koordinasi dengan Damkar & BPBD, pihak Ragunan, dan SDAP untuk mencari buaya," kata Rensa.
Kawanan buaya itu kembali muncul keesokan harinya.
Sarang Buaya di Mangga Dua
Penampakan tiga buaya di Kali Anak Ciliwung atau tepat di bawah jembatan antara Mangga Dua Square dengan Jalan Sahari, Jakarta Utara mencuri perhatian anak-anak.
Sejak siang sampai sore hari ini, anak-anak nampak bergerombol di atas jembatan sembari memandang kolong jembatan dan melihat petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta yang menyisir kali.
"Mana nih Pak buayanya," teriak anak-anak kepada petugas.
Seorang anak bernama Dimas mengaku sengaja datang ke jembatan itu dari rumahnya di Pedalangan saat tahu ada kabar penemuan buaya. "Ingin lihat saja, enggak takut kan katanya bayi (buaya)," ujar Dimas di lokasi, Kamis, 10 Oktober 2018.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Jakarta Ida Herwati mengatakan, dua ekor buaya yang terlihat hari ini berukuran sekitar satu meter dan masih tergolong kecil.
"Dari ukurannya kurang dari satu meter, masih anak buaya," ucap dia.
Ida meminta anak-anak tidak terlalu dekat dengan pinggir kali, sebagai bentuk antisipasi. "Selain bahaya juga nanti sulit memancing buaya keluar," ucap dia.
BKSDA sudah melakukan pengejaran buaya sudah dilakukan sejak dua hari lalu. Menurut Ida, buaya yang muncul hari ini berjenis buaya muara dan buaya senyulong.
"Kemungkinan mereka membuat sarang di bawah jembatan, dan mereka berjemur juga,” katanya
Para petugas dari BKSDA termasuk polisi hutan masih menyisir di pinggir kali dan menunggu di tepi menampakan buaya. "Mau dipancing juga dengan umpan supaya keluar,” ucapnya
Menurut Ida, buaya muara memang habitanya di kali dan muara termasuk di kali anaak ciliwung, namun untuk buaya senyulong habitatnya bukan di muara atau kali Pulau Jawa melainkan di Kalimantan.
"Kemungkinan itu (senyulong) dilepas, karena habitatnya bukan di sini," tandasnya.
(Desti Gusrina)
Advertisement