Liputan6.com, Jakarta - Isak tangis menggiringi jenazah Akbar Alamsyah, korban kerusuhan di sekitaran gedung DPR. Jenazah korban dibawa dari rumah neneknya di Jalan Kebon Mangga 4, RT 8 RW 2, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ke Masjid Rodhatul Janah. Rumah itu berjarak 1 kilometer dari masjid.
"Lailahaillallah, Lailahaillallah, Lailahaillallah, Lailahaillallah," ujar warga yang mengiringi jenazah Akbar, Jumat (11/10/2019).
Pantauan merdeka.com, warga langsung mensalatkan jenazah Akbar Alamsyah. Tak sedikit warga yang menangis akan kepergian Akbar.
Advertisement
Usai disalatkan, rencananya Akbar Alamsyah akan dimakamkan di TPU di wilayah Gelonggan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Akbar Alamsyah meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Kamis petang sekira pukul 17.00 WIB.
Ibunda Akbar, Rosminah mengatakan, tidak mengetahui alasan meninggalnya sang anak.
"Saya kurang terlalu tahu alasannya apa. Saya datang ternyata sudah meninggal," kata Rosminah.
Sebelumnya, demo di gedung DPR pada Kamis 26 September 2019 yang berakhir ricuh dan menyebabkan banyak korban berjatuhan baik dari sisi pendemo maupun petugas keamanan.
Salah satu yang menjadi korban dalam demo pelajar tersebut adalah Akbar Almasyah, dia dirawat intensif di RSPAD Gatot Subroto.
Akbar Alamsyah sempat dikabarkan hilang pasca mengikuti aksi demonstrasi mahasiswa di kawasan Gedung DPR. Saat ditemukan, dia sudah dalam kondisi kritis diduga akibat kekerasan. Akbar pun akhirnya juga mengalami koma dan dirawat di rumah sakit hingga hari ini.
Alamsyah diketahui mengalami retak pada tempurung kepala dan sempat menjalani operasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Minta Pelaku Diungkap
Sebelumnya, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriyani meminta, polisi mengusut penyebab Akbar Alamsyah koma dan kritis sampai saat ini.
Yati menyampaikan, pada Jumat pekan lalu dia dan tim mengunjungi Akbar di RSPAD. Dia menyaksikan kondisi kepala bagian depan dan belakang diperban. Selain itu, bibir Akbar juga membengkak.
Berdasarkan keterangan keluarga, Yati mengatakan Akbar sebelumnya dirawat di RS Pelni, Petamburan. Kemudian, dibawa ke RS Polri di Kramat Jati dan baru dirujuk ke RSPAD. Keluarga juga belum mengetahui pasti penyebab Akbar sampai mengalami koma.
"Keluarga belum mengetahui pasti. Apapun masalah dan sebabnya tidak ada pembenaran tindakan kekerasan dan penganiayaan hingga menyebabkan korban kritis. Oleh karenanya Polri harus mengungkap dan mengusut peristiwa ini siapapun pelakunya," tegasnya.
Yati menambahkan, dalam surat Kepala RS Bhayangkara kepada Kepala RS RSPAD, dituliskan biaya perawatan medis Akbar selama 3 bulan ke depan dijamin oleh RS Bhayangkara. Kendati demikian, dia tetap meminta polisi mengusut penyebab kritisnya Akbar.
"Semua harus dibuktikan secara transparan dan akuntabel," pungkasnya.
Reporter: Ronald
Sumber: Merdeka
Advertisement