Sukses

Soal Isu Penusukan Wiranto Settingan, Polda Banten Minta Warga Bijak Bermedia Sosial

Kabis Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi mengatakan, mestinya masyarakat berempati karena musibah ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar penusukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto adalah settingan beredar di media sosial. Unggahan tersebut menuai pro dan kontra dari warganet.

Menanggapi hal itu, Polda Banten meminta masyarakat bijak dalam bermedia sosial. Kabis Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi mengatakan, mestinya masyarakat berempati karena musibah ini.

"Ya kita bijak bermedia sosial, kita juga harus santun mencernanya, kita mestinya empati terhadap musibah ini, memiliki nurani untuk belajar mengambil hikmah dari kejadian ini dan kita tidak mudah untuk mengatakan hal-hal negatif," kata Edy Sumardi, ditemui di RS Sari Asih Serang, usai menjenguk Kapolsek Menes Kompol Dariyanto, Jumat (12/10/2019).

Jajaran kepolisian dibawah Polda Banten tidak meningkatkan status keamanannya atau tidak menerapkan status Siaga Satu, usai tragedi penusukkan Wiranto oleh anggota JAD di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Begitupun pelaku lainnya, hingga sore ini Edy memastikan tidak ada lagi pelaku yang ditangkap.

"(Siaga satu) enggak. Enggak ada (yang ditangkap lagi)," terangnya.

Meski tidak ada peningkatan status, namun Polres dibawah jajaran Polda Banten telah ditugaskan untuk meningkatkan patroli keamanan dan penjagaan. Terutama di daerah keramaian.

"Ya kita melaksanakan tugas kepolisian rutin yang ditingkatkan, dalam rangka memberikan rasa aman dan jaminan kepada masyarakat dan kita himbau kepada masyarakat agar tetap tenang, melaksanakan aktifitas seperti biasa," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tak Menarget Wiranto

Densus 88 Antiteror Polri masih memeriksa intensif terduga teroris berinisial SA alias Abu Rara yang menyerang Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten. Polisi menyebut, Abu Rara sejatinya tidak secara khusus menarget Wiranto.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, penyerangan Wiranto dilakukan secara spontan. Menurutnya, Abu Rara merencanakan aksi teror setelah mengetahui pimpinannya atau amir JAD Bekasi Abu Zee Ghurobah ditangkap.

"(Abu Rara) stres, beranggapan akan ditangkap, ditembak, maka mencari momentum (penyerangan) itu," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).

Abu Rara mengajak istrinya ke Alun-Alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Kamis 10 Oktober 2019. Dia mendapat informasi, seorang pejabat akan berkunjung ke lokasi itu.

Dedi menjelaskan, Abu Rara saat itu berencana menyerang seorang pejabat yang turun dari helikopter. Sedangkan istrinya ditugaskan menyerang polisi yang ada di sekitarnya.

"Begitu lihat ada helikopter turun, lalu ada massa mendekat ke helikopter. Lalu secara spontan dia membagi tugas dengan istrinya, 'saya menyerang pejabat itu'. Dia tidak terlalu mengenal pejabat itu. Dan istrinya juga disampaikan Abu Rara 'nanti kamu serang polisi yang terdekat dengan kamu'," kata Dedi.

Belakangan diketahui pejabat tersebut adalah Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. Akibat inisiden itu, Wiranto harus menjalani perawatan medis di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.