Sukses

MRT Siapkan Antisipasi Banjir di Stasiun Bawah Tanah

Selain sistem drainase, MRT Jakarta juga tengah menyiapkan instrumen untuk menghadang air hujan agar tidak masuk ke dalam stasiun.

Liputan6.com, Jakarta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyiapkan mitigasi dan penanganan bencana banjir yang bisa berefek pada terganggunya fasilitas yang terletak paling rendah di Sudirman-Thamrin.

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menyatakan, pihaknya sudah mengantisipasi banjir pada sistem bawah tanah dengan mengandalkan sistem drainase yang ada di jalur tersebut.

"Kami sudah mulai mengantisipasi kemungkinan banjir di kawasan Sudirman-Thamrin khususnya. Kami pastikan sistem drainase jangan ada yang ditutup sepanjang jalur ini karena kalau sistem drainase ditutup maka airnya bisa melintas," kata William dikutip dari Antara, Jakarta (13/10/2019).

Selain sistem drainase, MRT Jakarta juga tengah menyiapkan instrumen untuk menghadang air hujan agar tidak masuk ke dalam stasiun. William mencontohkan, posisi elevator Stasiun Dukuh Atas dirancang cukup tinggi untuk mengatasi genangan air.

"Namun, jika air tetap naik lagi tidak bisa dibendung, misal  banjirnya besar sekali kemudian air masuk ke dalam stasiun, maka mesin generator akan bekerja untuk memompa air keluar," tuturnya.

Jika aliran air tetap tidak bisa dikendalikan saat masuk wilayah yang paling rawan yakni Stasiun Bundaran Hotel Indonesia dan Dukuh Atas, menurut  William, MRT Jakarta bakal memberhentikan sementara perjalanan kereta.

"Kalau situasinya sudah SOS, kami memilih untuk tidak menjalankan kereta dan menutup stasiun sementara. Di kami ada beberapa kondisi darurat, pertama ketika terjadi mati lampu lalu banjir, gempa bumi, kebakaran atau misalnya kereta keluar dari jalur," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Siapkan SDM

William juga menyatakan pihaknya mempersiapkan seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) operasional yang akan selalu siap sedia dalam keadaan darurat sesuai dengan standar yang ada.

“MRT memiliki standar untuk mengatur. Begitu kejadian, siapa yang bertugas, siapa yang melakukan usaha-usaha untuk situasi saat itu. Karena kami juga sering latihan dari jam 1 malam sampai jam 4 subuh untuk terus menjaga standar tersebut dengan situasi-situasi yang terus dimodifikasi," pungkas William.