Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno menyatakan, pandemi covid-19 telah mengakibatkan krisis. Tidak hanya krisis ekonomi dan krisis kesehatan, melainkan juga krisis pangan.
"Sekira 500 juta orang di dunia beresiko jatuh miskin, karena sepertiga pangan dunia ternyata diproduksi petani kecil dan menengah yang rentan terhadap gejolak ekonomi yang ditimbulkan oleh covid-19," kata Sandiaga di Jakarta, Jumat (31/7/2020).
Baca Juga
Selain itu, akibat wabah covid-19 ini terjadi ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran di seluruh dunia. Untuk Indonesia sendiri sudah ada sekitar 5 sampai 15 juta para pekerja sektor formal dan informal, yang terancam kehilangan mata pencaharian dan kehilangan pnghasilan.
Advertisement
Meningkatnya angka pengangguran akan mempengaruhi daya beli pangan. Negara dengan persentase populasi yang tinggi berpotensi mengalami penuruna pendapatan dibawah 3,2 USD per hari.
"Indonesia termasuk Negara yang cukup rentan karena kita memiliki persentase tenaga kerja yang bersiko turun mata pencahariannya di atas angka 37 persen," ujar Sandiaga.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini pun menawarkan 5 gagasan aman pangan. Pertama, fokus pada kemampuan berproduksi. Kedua, tumbuhkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan ditumbuhkan mulai dari lingkungan terkecil yaitu lingkup keluarga, di belakang lahan yang masih kosong bisa tanam apapun itu yang bisa menjadi sumber pangan.
Pangan Lokal
Ketiga, melipatgandakan kapasitas produksi pangan lokal dengan mengadopsi pupuk terbaik yang organik.
"Kita juga bisa mendapatkan bibit-bibit yang sangat potensial dan memiliki keutana terhadap ancaman hama," tuturnya.
Keempat, kata pengusaha nasional ini, memperkaya foodmix dengan bahan baku asli Indonesia, terutama memprodkusi kemampuan dari segi umbi-umbian.
"Kita bisa perkaya dan lakukan diversifikasi makanan kita dengan asupan umbi-umbian, maupun juga ikan yang tersedia sangat luas terutama ikan hasil budidaya," jelasnya.
Kelima, menerapkan teknologi, dengan mencetak teknoagripreneur atau agriteknopreneur yang dapat meciptakan green jobs untuk generasi muda. Denga Teknoagripreneur maka akan tercipta lapangan kerja baru dan berkualitas degan teknologi pertanian. Selain itu, akan muncul presisi teknologi bibit berkearifn lokal dan produksi pangan halal.
"Sampai sekarang belum dapat kita temukan satu rantai distribusi yang terbuka, sehingga pangan halal ini, kita masih anyak mengimpor rantai ekspor pangan juga harus kita kembangkan," ujarnya.
Advertisement